Peta Elektoral Pilkada Bandarlampung, Dominasi Eva Dwiana Sulitkan Penantang
-ilustrasi Edwin/Radar Lampung-
Dari penguasaan basis, Eva Dwiana tampil fenomenal dengan dukungan yang dominan di 18 dari 20 kecamatan di Kota Bandarlampung. Keunggulan ini mengindikasikan kekuatan basis dukungan Eva yang luas dan merata di hampir seluruh wilayah kota.
Dominasi ini menunjukkan bahwa Eva memiliki jangkauan yang sangat baik di berbagai kecamatan, yang dapat menjadi keunggulan strategis dalam memenangkan pemilihan.
Sementara itu, Reihana terlihat unggul secara signifikan di dua kecamatan. Meskipun dukungan Reihana terbatas pada dua wilayah, keunggulan di dua kecamatan ini mungkin mencerminkan kekuatan lokal dan dukungan yang kuat di daerah-daerah spesifik tersebut.
Ini dapat menjadi titik fokus strategis untuk kampanye Reihana, dengan potensi untuk memperluas dukungannya di luar dua kecamatan ini.
Di sisi lain, Firmansyah Alfian dan Iqbal Ardiansyah menunjukkan sebaran dukungan yang merata di 20 kecamatan. Hal ini menandakan bahwa kedua kandidat ini memiliki daya tarik yang meluas, meskipun mereka belum mampu mengungguli Eva di sebagian besar wilayah.
Keseimbangan dukungan ini bisa berarti bahwa Firmansyah dan Iqbal masih memiliki potensi untuk memenangkan suara di daerah-daerah yang masih bisa diperebutkan.
Eva Dwiana vs Reihana
Eva Dwiana dan Reihana jadi dua nama utama yang muncul dengan dukungan signifikan. Untuk Eva Dwiana yang meraih 49,60%, dukungan dari empat partai besar ini memberikan keuntungan strategis yang kuat, menempatkannya jauh di depan pesaing-pesaingnya.
Keberadaan partai memastikan sumber daya kampanye yang melimpah, jaringan yang luas, dan eksposur media yang intensif. Hal ini memberikan Eva keunggulan signifikan dalam hal visibilitas dan dukungan politik.
Sementara, Reihana, yang diusung oleh Partai Gerindra, meraih dukungan sebesar 13,10%. Sebagai mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota dan Provinsi Lampung, Reihana memiliki rekam jejak yang solid.
Pengalaman di bidang kesehatan memberikan Reihana kredibilitas dan kepercayaan di kalangan pemilih, terutama dalam isu-isu kesehatan dan kesejahteraan.
Dengan selisih yang cukup besar, Reihana harus memaksimalkan upaya untuk meraih dukungan dari pemilih yang belum memutuskan.
Mengasah pesan kampanye yang berfokus pada kekuatan dan keahlian di bidang kesehatan untuk menarik dukungan dari pemilih yang memprioritaskan isu kesehatan.