Sepuluh Laboratorium Unila Ditargetkan Siap Layani Publik melalui Marketplace
Editor: Syaiful Mahrum
|
Jumat , 16 Aug 2024 - 19:34
BERI SUPPORT: Rektor Unila Prof. Lusmeilia Afriani mendukung kegiatan penyusunan Blue Print atau Proses Bisnis Sistem Manajemen Layanan Laboratorium Unila.--FOTO ANGGI RHAISA
BANDARLAMPUNG - Sekitar 10 dari 128 laboratorium di Universitas Lampung (Unila) ditargetkan pada 2025 siap melayani publik melalui Marketplace.
Adapun 10 laboratorium Unila tersebut adalah Laboratorium Analitik dan Instrumentasi (FMIPA); Laboratorium Kimia Organik (FMIPA); Laboratorium Geofisika dan Geotermal di (Fakultas Teknik); Laboratorium Pengujian Mutu Hasil Pertanian (Fakultas Pertanian); Laboratorium Oseanografi (Fakultas Pertanian); Laboratorium Biokimia (FMIPA); serta Laboratorium Ilmu Ukur Tanah (Fakultas Pertanian).
Kemudian Laboratorium Jalan Raya (Fakultas Teknik); Laboratorium Bahan dan Kontruksi (Fakultas Teknik); serta Laboratorium Metrologi (Fakultas Teknik).
Hal tersebut disampaikan Ketua Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PR-PTN) Unila Prof. Mahrina Sari di sela-sela kegiatan penyusunan Blue Print atau Proses Bisnis Sistem Manajemen Layanan Laboratorium Unila, Jumat (16/8).
Diketahui Unila melalui Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PR-PTN) mengadakan Lokakarya Pengembangan Sistem Manajemen Layanan Laboratorium selama dua hari di Radisson Hotel Lampung, Kamis-Jumat (15-16/8).
Untuk mendukung hal tersebut, Prof. Mahrina tentunya mempersiapkan beberapa hal salah satunya memberikan pemahaman tentang sistem manajemen layanan laboratorium yang terintegrasi atau terpusat menjadi satu.
"Lokakarya ini nanti menghasilkan suatu rancangan aplikasi untuk laboratorium yang dapat melayani secara publik melalui aplikasi Marketplace," jelas Prof. Mahrina.
Aplikasi Marketplace, kata Prof. Mahrina, seperti proses bisnis atau blue print sistem manajemen pelayanan laboratorium yang di dalam nantinya membangun sebuah aplikasi sistem manajemen pelayanan.
"Aplikasi ini bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosen serta pelayanan kepada masyarakat,'' ujar Prof. Mahrina.
Misalnya, kata Prof. Mahrina, masyarakat ingin menguji sesuatu di laboratorium Unila dan mengetahui sarana alat laboratorium, jenis alat, volume, penggunaan berapa lama alat tersebut, hingga pembiayaan dapat diketahui dalam satu platform.
"Data yang masuk akan terpusat dalam satu layanan internet. Layaknya Marketplace Shopee. Apa yang kita butuhkan, tercatat di aplikasi tersebut," jelas Prof. Mahrina.
Prof. Mahrina menyampaikan aplikasi terpadu seperti Marketplace ini akan berpusat kepada Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi (UPT LTSIT) dan nantinya di fakultas-fakultas Unila akan saling berafiliasi menjadi satu aplikasi layanan laboratorium.
Pada kegiatan penyusunan Blue Print atau Proses Bisnis Sistem Manajemen Layanan Laboratorium Unila dihadiri langsung Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A.,I P.M., ASEAN.Eng.
Prof. Lusmeilia mengapresiasi kegiatan penyusunan Blue Print atau Proses Bisnis Sistem Manajemen Layanan Laboratorium Unila.
Prof. Lusmeilia juga menginformasikan bahwa Unila mendapatkan bantuan dana Rp81 miliar dari kementerian untuk revitalisasi laboratorium yang ada di Unila.
"Itu bukan hanya pembelian alat, tetapi juga ada pelatihan seperti ini. Kemudian sertifikasi seharusnya juga ada bagian untuk yang rehab laboratorium," jelas Prof. Lusmeilia.
Prof. Lusmeilia mengatakan, Unila memiliki 128 laboratorium. ''Untuk me-branding menuju layanan publik membuat aplikasi terpusat seperti kegiatan pelatihan blue print pada hari ini (Jumat, 16/8). Ini salah usaha kita untuk memperkenalkan kepada pihak ketiga yang menggunakan laboratorium yang ada di Unila. Sampai saat ini pun dari dulu juga banyak pihak ketiga menggunakan alat laboratorium di Unila. Kepentingannya masing-masing. Hanya ini hanya diperluas lagi. Mungkin ada beberapa layanan laboratorium yang ada alatnya bisa pelayanan, tetapi bagaimana cara sistemnya supaya masyarakat bisa tahu dan lebih mudah," ungkapnya.
Prof. Lusmeilia juga menyampaikan, Unila menargetkan layanan laboratorium untuk publik pada 2025.
"Sebenarnya kita sudah punya program terpadu seperti Unila Hab yang menjual barang-barang produk hasil penelitian dan hasil pengabdian tertentu. Di sini, kita menjual barang-barang produk hasil penelitian hasil pengabdian teman-teman dosen dan mahasiswa. Dengan adanya sistem aplikasi terpadu, nantinya memperluas jaringan layanan Unila,'' kata Prof. Lusmeilia. (*)