Bawaslu Header

Pahlawan Nasional asal Lampung Radin Inten II

-FOTO IST-

Tentu saja, ultimatum itu tidak diindahkan oleh Radin Inten II dan pasukannya. Waktu lima hari itu malah mereka pergunakan untuk mengirim orang-orang kepercayaannya ke daerah-daerah yang dikuasai Belanda. Penduduk setempat juga diminta untuk ikut mengangkat senjata.

Merasa ultimatum tak dihiraukan, pada 16 Agustus 1856 pasukan Belanda mulai melancarkan serangan. Target pertama mereka adalah benteng Bendulu. Namun ketika pasukan Belanda sampai disana, benteng itu ternyata sudah kosong. Belanda hanya berhasil menangkap 15 orang. Salah satunya adalah kemenakan Singa Beranta.

Tidak patah semangat, Belanda terus melanjutkan penyerangan ke sasaran utama mereka yaitu Benteng Ketimbang. Di benteng inilah Radin Inten II dan pasukannya bertahan mati-matian. 

Untuk merebut benteng tersebut, Belanda membagi pasukannya menjadi tiga kelompok. Satu pasukan mengepung dari arah selatan dan timur Gunung Rajabasa. Sedangkan pasukan lainnya bergerak menuju Kalianda. Sementara pasukan yang tersisa bergerak langsung menuju Benteng Ketimbang.

Namun penyerbuan itu tidak berjalan mulus. Pasalnya, di sepanjang perjalanan, pasukan Radin Inten II terus melakukan serangan. Ketika Belanda tiba di Benteng Ketimbang, tempat itu sudah kosong. Pasukan Radin Inten II sudah lebih dulu bersembunyi. 

Belanda kemudian melakukan pencarian besar-besaran. Seluruh pasukan dikerahkan untuk mencari keberadaan Radin Inten II. Pencarian berlangsung lama. Sekitar 2,5 bulan keberadaan Radin Inten II belum juga ditemukan. 

Bnyak sekali kabar bohong yang menyebar. Kabar yang menyebutkan keberadaan Radin Inten II di suatu tempat sangat menyulitkan Belanda. Sebab, ketika didatangi, Belanda kerap sekali kecewa karena sosok yang mereka cari tidak ada disana. 

Belanda sempat putus asa. Mereka merasa kesal karean berhasil dipermainkan oleh seorang pemuda yang baru berusia 22 tahun. Namun akhirnya Belanda menempuh cara lain. Belanda meyakinkan merayu Radin Ngerapat untuk mengkhianati Radin Inten II. 

Mereka menyusun rencana untuk mengundang Radin Inten II melakukan pertemuan. Radin Ngerapat beralasan hendak membicarakan masalah bantuan untuk Radin Inten II. 

Pertemuan disepakati pada 5 Oktober 1856 di suatu tempat. Di sekitar daerah Kunyanyan. Tanpa rasa curiga sedikitpun, Radin Inten II memenuhi undangan tersebut. Ia sama sekali tidak menyangka, sejumlah serdadu Belanda sudah siaga disana.

Ketika Radin Inten II sedang menyantap makanan, tiba-tiba dirinya diserang oleh Radin Ngerapat dan anak buahnya. Pecahlah perkelahian yang tidak seimbang. Namun akhirnya Radin Inten II tewas dalam perkelahian tersebut. Ia wafat dalam usia yang masih sangat muda yaitu 22 tahun. 

Pada tahun 1986, Pemerintah Republik Indonesia resmi menganugerahi Radin Inten II sebagai pahlawan nasional. Hal ini berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 82 Tahun 1986 tertanggal 23 Oktober 1986.

Demikian sejarah singkat Pahlawan Nasional asal Lampung Radin Inten II. Masyarakat Lampung harus bangga memiliki sosok pejuang muda yang sangat tangguh seperti Radin Inten II. Sosok dan kiprahnya wajib menjadi teladan dan panutan bagi semua warga Lampung. (fik)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan