RAHMAT MIRZANI

Hubungan Mertua-Menantu Perlu Dibangun Batasan

--FOTO FREEPIK

Ini agar Rumah Tangga Harmonis
 
MEMILIKI hubungan yang baik dengan mertua adalah idaman setiap pasangan. Namun, terkadang perbedaan pandangan, gaya hidup, atau tingkat keterlibatan dapat menimbulkan konflik.
 
Untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga, penting bagi pasangan untuk menetapkan batasan yang jelas dengan mertua.
 
Membuat batasan dengan mertua bukan berarti membenci orang tua pasangan. Membuat batasan ialah bentuk antisipasi dari potensi konflik yang bisa terjadi dalam sebuah hubungan keluarga besar.
 
 
Batasan dapat memungkinkan menantu dapat membangun kepercayaan dan rasa saling menghormati. Batasan apa saja yang diperlukan untuk menjadikan hubungan dengan mertua tetap harmonis?
 
Dilansir dari laman Marriage, berikut ini adalah beberapa batasan yang perlu dibangun agar hubungan antara menantu dan mertua tetap baik-baik saja.
 
Pertama, menentukan durasi waktu bertemu dan berkomunikasi. Menentukan waktu untuk telepon dan bertemu akan memberikan ruang pada kedua pihak, baik dalam urusan memenuhi kebutuhan mertua ataupun dengan keperluan keluarga kecil Anda sendiri.
 
Kedua, menyepakati batasan topik pembicaraan. Anda perlu memastikan bahwa Anda dan pasangan setuju mengenai hal-hal yang tidak boleh diganggu oleh mertua.
 
Mungkin topik pembicaraan mengenai pola asuh anak, pilihan tempat tinggal, dan pengelolaan keuangan perlu dibatasi.
 
Ketiga, berhenti berpendapat kriti. Terlalu kritis dalam menanggapi opini mertua kiranya perlu dihindari. Mungkin ada niat baik dalam meluruskan sebuah pendapat, namun opini kritis dapat meningkatkan tensi komunikasi.
 
 
Keempat, hindari memberikan saran jika tidak diminta. Memberikan saran dari sebuah keluhan kadang tidak diperlukan. Saran yang baik terkadang disalahartikan sebagai sebuah perintah yang tidak sopan dari seorang menantu.
 
Kelima, aturan rumah hanya berlaku untuk anak Anda. Anak-anak sering berada di posisi di antara orang tua dan kakek-nenek mereka. Mungkin Anda memiliki berbagai aturan untuk anak Anda, usahakan tidak memaksakan peraturan itu kepada mertua.
 
 
Sebagai contoh, Anda memiliki kendali dalam mengontrol kebutuhan diet anak. Anda cukup memberlakukan hal tersebut ke anak tanpa harus mengontrol mertua.
 
Keenam, tak ada pemaksaan pandangan hidup dan keyakinan. Seseorang datang dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda, akan memengaruhi pandangan hidup dan cara pengambilan keputusan.
 
Jangan pernah memaksakan pandangan hidup dan cara keluarga Anda kepada mertua. Perbedaan cara pandang yang diutarakan justru berisiko menyebabkan perselisihan.
 
Ketujuh, hindari membuat catatan larangan untuk mertua. Berkolaborasi dapat bekerja lebih baik dibandingkan membuat sebuah catatan tertulis mengenai perihal boleh dan tidak boleh.
 
Kedelapan, jangan mempertanyakan sebuah pilihan. Semua orang berhak untuk berpendapat dan mengekspresikan pilihannya. Kontrol diri untuk tidak mempertanyakan sebuah pilihan dan opini seseorang, terutama pada mertua.
 
Kesembilan, menerapkan sikap saling menghormati saat berkomunikasi. Membangun komunikasi yang sehat dengan mertua sangat membantu dalam menjaga hubungan keluarga tetap baik. Cukup saling mendengarkan dan menghormati bagaimana setiap orang menjalani hidupnya.
 
Kesepuluh, permasalahan personal tetaplah personal. Jika Anda tidak ingin mertua ikut campur, jangan terlalu banyak berbagi tentang perkara yang tidak ingin diusik.
 
Seperti perihal makanan yang Anda sajikan kepada pasangan Anda, cukup Anda yang mengetahui itu tanpa harus banyak bercerita kepada mertua.
 
Kesebelas, hindari oversharing. Perlu diingat bahwa menetapkan batasan membutuhkan kesadaran diri tentang kebutuhan kita. Tetap berhati-hati jika membutuhkan saran dan masukan dari mertua. Pastikan permasalahan seperti apa yang bisa diceritakan kepada mertua Anda.
 
Kedua belas, permasalahan keuangan adalah ranah privat. Masalah keuangan harus selalu dimasukkan dalam daftar batasan untuk mertua Anda karena uang merupakan topik yang sangat sensitif. Selain itu, uang biasanya terkait dengan banyak perkara yang bersifat emosional.
 
Ketiga belas, jangan meremehkan pendapat orang lain. Hal ini amat bergantung pada pengalaman hidup seseorang. Mungkin mertua Anda suka mengontrol atau meremehkan apa pun yang Anda ekspresikan.
 
Namun, ingatlah hal tersebut biasanya merupakan mekanisme pertahanan yang muncul dari rasa sakit yang mendalam karena ingin mendapatkan pengakuan.
 
 
Keempat belas, jangan membicarakan anggota keluarga lain di belakang. Tidak seorang pun suka terlibat dalam gosip, apalagi jika gosip itu ditujukan kepada orang-orang dalam keluarga Anda.
 
 
Buat batasan obrolan apa saja yang bisa dibicarakan kepada orang-orang dalam keluarga besar Anda. Dekat dengan keluarga pasangan bisa membuka pintu-pintu gosip dalam keluarga.
 
Kelima belas, kemarahan dan emosi tak terkontrol dilarang. Tidak semua orang ahli dalam mengatur emosi. Bagaimanapun, tidak seorang pun pantas dibentak atau melakukan kekerasan fisik dengan merusak barang saat protes. Dalam kondisi yang sangat mendesak, Anda cukup pergi dengan tenang tanpa meninggalkan emosi apa pun secara sopan.
 
Keenam belas, tetapkan aturan untuk mendisiplinkan anak. Meskipun mertua Anda bermaksud baik, anak-anak Anda adalah tanggung jawab Anda dan pasangan. Hanya Anda berdua yang dapat memutuskan bagaimana Anda memberi hadiah dan hukuman.
 
Tidak seorang pun boleh mengendalikan atau memanipulasi aturan yang telah Anda buat bersama pasangan.
 
Membangun hubungan yang harmonis dengan mertua memang memerlukan usaha ekstra, terutama saat ada perbedaan pendapat atau gaya hidup.
 
Menentukan batasan yang jelas namun tetap sopan adalah kunci untuk menjaga hubungan tetap baik. (jpc)

Tag
Share