RAHMAT MIRZANI

Di Balik Kekuatan Wahdi, Ada Angin Segar untuk Lawan Politik

RADAR - BACA KORAN--

Ketidakpuasan publik terhadap Wali Kota Wahdi Siradjuddin jelang pergantian tampuk kepemimpinan Kota Metro 2024, merupakan tantangan serius baginya. 

 

Fenomena Kontradiksi Persepsi

Kendati menuai ketidakpuasan masyarakat, data survei Litbang RLMG dan DRD juga tergambar bahwa kinerja petahana di beberapa sektor sejatinya mencatatkan persentase cukup positif. 

Dalam beberapa tahun terakhir, Wahdi menunjukkan pencapaian di beberapa sektor pelayanan seperti sektor pendidikan, sektor layanan administrasi kependudukan, ataupun sektor pelayanan kesehatan. (Lihat grafis) 

Namun, tingkat ketidakpuasan muncul signifikan ketika masyarakat dihadapkan pada kemungkinan untuk mendukung petahana dalam pemilihan yang akan datang.

Data menunjukkan, 60,40% responden memilih tidak mendukung Wahdi jika ia kembali mencalonkan diri. 

Kesenjangan persepsi inilah yang memunculkan disparitas signifikan antara tingkat kepuasan di sektor-sektor tertentu, dan ketidakpuasan masyarakat terhadap keterpilihan Wali Kota Wahdi.

Keinginan untuk memberikan suara pada petahana tampaknya tidak sejalan dengan angka kepuasan yang ada. Angka ini menjelaskan adanya kesenjangan yang mencolok antara kinerja yang terukur dan persepsi masyarakat. 

Ini bisa jadi mencerminkan harapan masyarakat yang lebih tinggi terhadap pemimpin mereka. Masyarakat mungkin mengharapkan lebih dari sekadar pencapaian di beberapa sektor. 

Mereka menginginkan sebuah transformasi menyeluruh yang mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari infrastruktur hingga pengelolaan lingkungan. 

Ketika harapan ini tidak terpenuhi, meskipun ada prestasi di sektor tertentu, ketidakpuasan akan muncul.

Dalam konteks dinamika sosial dan politik yang lebih luas, masyarakat yang merasa terasing atau tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan cenderung mengembangkan pandangan kritis terhadap pemimpin mereka. 

Faktor komunikasi yang buruk antara pemerintah dan masyarakat bisa berkontribusi pada kesenjangan ini. Jika masyarakat merasa bahwa suara mereka tidak didengar atau aspirasi mereka diabaikan, meskipun ada upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup, persepsi negatif tetap dapat mendominasi. Rasa puas dapat dengan cepat berubah menjadi skeptisisme.

Dengan menyoroti isu-isu yang tidak terpenuhi, mereka dapat merangkul suara masyarakat yang merasa kecewa dan tidak terwakili. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan