RAHMAT MIRZANI

IMF Proyeksi Positif Ekonomi Indonesia

Ilustrasi IMF--

JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional menilai bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia terbilang kuat di tengah-tengah gejolak ekonomi global belakangan ini.

 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama di sektor ekonomi yang resilen dan inflasi yang tetap terjaga pada kisaran nilai yang sudah ditetapkan.

Atas dasar tersebut, Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa mereka akan terus berupaya untuk memastikan bahwa kerangka dari kebijakan moneter, fiskal, dan keuangan akan selalu disusun dengah hati-hati demi memperkuat kestabilan ekonomi nasional.

 

"Bank Indonesia menyambut baik hasil asesmen IMF atas perekonomian Indonesia. Koordinasi kebijakan fiskal juga akan diperkuat demi menjaga stabilitas makro ekonomi," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya, Jumat 9 Agustus 2024.

 

Selain itu, Erwin Haryono juga mengatakan bahwa proyeksi positif IMF sejalan dengan asesmen BI dalam memprediksi perekonomian nasional untuk tumbuh dengan baik ditengah-tengah ketidakstabilan ekonomi global.

 

"Bank Indonesia akan selalu memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah untuk memitigasi ketidakpastian global dengan tetap menjaga independensi," Tegas Erwin.

 

Dalam laporannya, IMF memproyeksikan kinerja ekonomi Indonesia akan tetap tinggi, yaitu 5.0% dan 5.1% di tahun 2024 dan 2025, di tengah beberapa risiko yang perlu diwaspadai seperti volatilitas harga komoditas, perlambatan pertumbuhan negara mitra dagang utama, dan spillover akibat kondisi high-for-longer pada keuangan global.

 

Dewan Direktur IMF menyampaikan apresiasi dan catatan positif mengenai langkah-langkah kebijakan yang telah ditempuh oleh otoritas Indonesia. Apresiasi tersebut terutama disampaikan dalam rekomendasi untuk mempertahankan kehati-hatian kebijakan fiskal.

 

Pertama, komitmen Indonesia terhadap disiplin fiskal. Kedua, penurunan inflasi sesuai dengan kisaran target yang telah ditetapkan dan kebijakan moneter yang memerhatikan perkembangan data (data dependent upaya pendalaman pasar dan upaya penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter.

 

Ketiga, upaya penguatan kerangka kebijakan makroprudensial. Keempat, agenda pertumbuhan menuju status negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045.

Kelima, komitmen untuk mencapai target zero-emission pada 2060 dan langkah-langkah yang diambil untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan deforestasi.

 

Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2024 tercatat sebesar 5,05 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal II-2023 sebesar 5,17 persen.

 

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) Indonesia hingga Kuartal II-2024 mencapai Rp5.536,5 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) Rp3.231 triliun.

 

Sementara secara kuartal ke kuartal (qtq) nilai PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp5.288,5 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) Rp3.113 triliun.

Pertumbuhan ekonomi RI pada Kuartal II-2024 bila dibandingkan dengan Kuartal II-2023 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,05 persen. Bila dibandingkan dengan Kuartal I-2024 atau qtq tumbuh sebesar 3,79 persen.(disway/nca)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan