Emak-emak di Lampung Utara Gruduk Pengusaha Ayam Broiler, Ini Penyebabnya
Warga lingkungan Tanjung Alam Permai menggelar aksi protes menolak keberadaan kandang ayam broiler.-Foto Fahrozy Irsan Toni/Radar Lampung-
Kepala lingkungan (LK) 05, Marizal, mengatakan dirinya diinstruksikan oleh Lurah Kota Alam, Heri Suherman, untuk turun ke lapangan menanggapi aksi demo warga RT 014 yang mengeluhkan keberadaan usaha ayam broiler di wilayahnya.
“Warga melakukan aksi demo ke kandang ayam broiler karena wabah lalat yang menyebar di rumah-rumah warga RT 014 LK 05 B. Pihak kandang sudah kita kasih toleransi selama 3 hari untuk membersihkan kandang agar tidak ada lagi wabah lalat,” jelas Marizal.
Wabah lalat tersebut, kata dia, merupakan dampak dari kotoran ayam yang menumpuk dan tidak dibersihkan oleh pelaku usaha.
Hal itu menyebabkan lalat berkembang biak dan menyebar ke seluruh lingkungan sekitar.
Terpisah, pemilik kandang ayam, inisial Ne, mengakui kesalahannya. Menurutnya, pekerja kandang tidak bekerja maksimal sehingga mengakibatkan banyak lalat yang akhirnya beterbangan ke lingkungan sekitar.
“Ini kesalahan kami, kesalahan pihak pengelola kandang. Saya usahakan untuk yang akan datang tidak ada lagi wabah lalat,” ujar Ne di hadapan para warga.
Tumpukan kotoran ayam pasca panen juga diakui tidak dikelola dengan baik. Hal ini disebabkan oleh kondisi ibunya yang sedang sakit, sehingga pengawasan operasional usaha tidak maksimal.
“Ibu saya sakit, sempat operasi. Jadi mungkin itu yang menyebabkan tidak maksimal mengurus kandang. Sudah diserahkan ke kepala kandang, tapi hasilnya tidak maksimal. Ke depan, saya yang akan pegang dan akan kita kontrol terus kebersihan kandang,” jelasnya.
Sebagai solusi, Ne meminta data warga sekitar untuk diberikan kompensasi berupa ayam hasil panen pada periode berikutnya. Namun, pernyataan ini ditolak mentah-mentah oleh warga. Semua warga menolak keras dan tidak mau bernegosiasi dengan iming-iming dari pihak kandang. (*)