RAHMAT MIRZANI

Beda yang Sama

-Ilustrasi Freepik-

"Kenapa kau melihatku, harusnya kau memberi tahuku di mana bintang itu berada." pintaku kepada pria itu.

"Kenapa kau harus mencarinya. Bintang yang indah dan paling bersinar itu berada di depan mataku. Kau Apriliaku sayang." tawa pun kembali tercipta dengan sedikit gurauan. Sejenak permasalahan pun hilang terganti oleh keindahan malam.

****

Bulan berganti tahun. Dan kisah itu menjadi sebuah sejarah antara aku dan pria itu. Aprilia dan Naufal. Tak ada yang tahu tentang akhir dari kisah cinta ini. Biarlah waktu berjalan dengan sendirinya. Biar waktu memutuskan untuk berpihak pada cinta atau memilih berpisah karena cinta.  

                                                                   ****

Matahari dan bulan tak pernah bisa berada di satu tempat. Begitulah kata banyak orang. Pagi hingga menjelang petang, matahari menempati singgasana di langit. Namun, ketika gelap malam datang, bulan mengambil alih singgasana.

Matahari dan bulan yang tak pernah bisa berada di satu tempat. Begitulah kata banyak orang. Sayangnya, mereka lupa. Ada satu situasi yang menjadikannya di tempat yang sama bernama ' gerhana'.

Benar.

Gerhana menjadi penyatuan dan bukti bahwa kita bisa menyaksikan matahari dan bulan di tempat yang sama.

Itu berarti masihkah ada kesempatan untukku membuktikan bahwa cintaku bisa bersatu? 

Entah masuk akal atau tidak perumpamaan itu. Hanya terlintas dalam benak begitu saja ketika aku memikirkan hubungan asmaraku.

Di saat takdir mempermainkan manusia. Di saat dua orang yang tengah dimabuk cinta harus menelan pahitnya luka. Kami tak bisa bersama dengan alasan sederhana. Sederhana memang, tapi begitu bahaya. Cinta kami berbeda.

Terkadang terbesit di benakku. Apa masih bisa dikatakan cinta jika aku mengabaikan hal paling sakral bagi manusia?

Hubungan telah terjalin dua tahun lamanya. Hanya informasi. Kami dalam keadaan baik tanpa masalah yang membelit. Banyak di antara teman kami yang menyukai hubungan ini dan berharap berakhir indah. Mereka sama seperti kami. Cinta membutakan perbedaan. Cinta sungguh merobohkan dinding pembatas yang dianggap sakral.

Tak ada masalah dalam hubungan kami bukan berarti aku tenang. Hati dan otakku berperang. Perasaan dan logikaku beradu. Benar-benar kacau. Antara selesai atau berjuang. Bahkan, aku pernah menulis di catatan harianku tentang kegilaanku akan cinta ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan