Bawaslu Header

Soal Isu Bahasa Lampung Terancam Punah, MPAL Minta Pemerintah Bertindak Serius

--

BACA JUGA:Prediksi Argentina vs Maroko Olimpiade Paris 2024: Menanti Aksi Tarian Tango di Paris

Terlebih, sambungnya, bagi generasi muda yang berada di perkotaan seperti Kota Bandarlampung. Di wilayah perkotaan, mayoritas warga menggunakan bahasa Indonesia sebagai perantara berinteraksi dengan orang lain.

“Sekarang ini kan, Bahasa Lampung masih banyak dipakai di kampung-kampung, sehingga masih bertahan. Itu pun sudah semakin sedikit,” sesalnya.

Alex menyampaikan, indikasi kepunahan bahasa Lampung sebenarnya sudah lama dikemukakan oleh Profesor Sosiolinguistik dari Universitas Indonesia bernama Asim Gunarwan. “Waktu itu tahun 1994, menurut riset terancam punah 75 tahun lagi,” jelasnya.

Indikasi lain, sambung Alex -sapaan akrab Alexander GB adalah dari pernikahan antara suku Lampung dengan suku lainnya. Ketika pasangan berbeda suku ini memiliki anak, maka justru bahasa Indonesia yang digunakan dalam berinteraksi sehari-hari. “Jadi nggak ada pewarisan bahasa,” ucapnya.

Alex menjelaskan, seorang ibu memegang peranan penting dalam lingkup keluarga untuk mewariskan bahasa Lampung kepada anak sebagai generasi penerus.

Faktor lain, lanjut Alex, adanya urbanisasi warga dari desa ke kota. Kemudian adanya transmigrasi yang banyak membawa masyarakat suku lain ke daerah Lampung.

BACA JUGA:Viral, Petugas Cleaning Service Nekat Meracik Obat untuk Pasien RSUD Ryacudu

“Dari 9 juta lebih penduduk di Provinsi Lampung, menurut data sensus hanya sekitar 13 persen yang asli Lampung,” bebernya.

“Dari 13 persen itu kan belum tentu pakai Bahasa Lampung semua. Nggak 100 persen kan pakai bahasa Lampung semua?” cetusnya.

Sebagai Ketua komunitas yang bergerak dibidang seni, Alex berharap agar bahasa Lampung dapat terus lestari. Ia mendorong pemerintah mesti memiliki langkah serius untuk menguatkan bahasa Lampung.

“Bisa aja buat kegiatan rutin atau ajang lomba, pidato dan sebagainya. Supaya pelajaran bahasa Lampung ini dipraktekkan. Harus penanganan yang serius,” tegasnya.

Sehingga menurutnya, pelajaran bahasa Lampung di sekolah maupun di kampus bukan sekedar menjadi hafalan saja, melainkan turut dipraktekkan.

Alex mengaku, melalui Kober telah melakukan beragam upaya dalam mengajak dan menyosialisasikan pennggunaan bahasa Lampung. Salah satunya dengan mengadakan teater bahasa Lampung di Taman Budaya Lampung pada 24-27 Juli 2024 mendatang. (rif/c1/fik)

Tag
Share