Menghadapi Kroasia, Luciano Spalletti menerjunkan formasi 3-5-2. Berbeda dengan 4-3-3 atau 4-3-1-2 seperti di dua laga sebelumnya.
Namun, perubahan pola itu tidak ada hubungannya dengan hasil yang dicatat anak buahnya. Pelatih berusia 65 tahun itu menegaskan timnya bermain sangat buruk, tidak peduli pola mana pun yang ia terapkan.
"Kami benar-benar tidak hati-hati. Jika kami kesulitan melakukan buildup dari belakang dengan bola-bola sederhana, maka kami akan kesulitan dengan susunan pemain atau sistem taktis mana pun," papar Spalletti.
Spalletti menegaskan kembali. Sulitnya Italia menguasai bola dan kesulitan menciptakan peluang, dan sejumlah kecerobohan lain yang mereka lakukan, bukan disebabkan oleh perubahan formasi pemain.
Namun karena memang spirit juang pemainnya kurang. Sebagai runner up grup B, Italia akan menghadapi Swiss di babak 16 besar Euro.
Spalletti meminta para pemainnya menganggap keberhasilan ke 16 besar itu adalah murni keberuntungan. Dan itu tidak bisa dipakai lagi di babak knockout.(disway/nca)