“Shinta, Wendy, Ibu mau berbicara dengan kalian berdua” ucap Bu Zia.
“Baik, Bu,” jawab Shinta dan Wendy serentak.
Bu Zia mengajak Wendy dan Shinta ke ruangannya. Dia menjelaskan hal-hal yang harus dipersiapkan Shinta dan Wendy untuk mengikuti olimpiade, mulai dari teknis pelaksanaan hingga materi yang harus dipelajari oleh Wendy dan Shinta. Setelah itu, Wendy dan Shinta dipersilakan Bu Zia untuk kembali ke kelas mengikuti pelajaran Bu Vany.
Bu Vany adalah guru yang sangat perhatian kepada anak didiknya. Sepulang sekolah, dia masih menyempatkan diri membimbing Shinta dan Wendy untuk mempersiapkan diri mengikuti olimpide. Tanpa diduga, Yuna dan Lisa, sahabat baru mereka juga ternyata menjadi peserta yang akan mengikuti olimpiade untuk mewakili sekolah mereka. Yuna dan Lisa akan mengikuti olimpiade bahasa Inggris. Mereka belajar bersama Mister Michael. Sama halnya dengan Shinta dan Wendy, Lisa dan Yuna juga dibimbing oleh Mister Michael untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan setelah pulang sekolah. Setelah mendapatkan pelajaran tambahan dari Bu Zia dan Mister Michael, Shinta, Wendi, Yuna, dan Lisa bersepakat untuk melanjutkan belajar bersama di taman kompleks perumahan. Mereka sangat bersemangat karena belajar bersama.
****
Hari olimpiade pun tiba.
“Huh, aku deg-degan banget,” ucap Wendy.
“Sama, aku juga nih,” jawab Lisa.
Sementara itu, Shinta dan Yuna terlihat begitu tenang. Tidak ada ekspresi gugup dan khawatir dari wajah mereka.
“Wen, lihat deh, dari tadi Yuna dan Lisa terlihat tenang sekali, ya? Tidak gugup,” ucap Lisa kepada Wendy.
“Ya, benar! Mengapa mereka tenang sekali, ya?” tanya Wendy.
“Ya, mereka kan memang pintar. Shinta pintar dalam pelajaran IPS, Yuna pintar dalam pelajaran Bahasa Inggris. Apakah karena itu mereka tidak terlihat gugup sama sekali, ya?” bisik Lisa kepada Wendy.
Sesekali Yuna dan Lisa membuka buku paket yang dipinjamkan oleh Bu Zia. Karena penasaran dengan ketenangan Lisa dan Yuna, Wendy bertanya kepada mereka, “Kok, kalian tidak gugup sih? Kalian terlihat santai sekali. Apa kalian tidak takut menghadapi ujian nanti?”
Yuna hanya tersenyum sambil menjawab pertanyaan Wendy.
“Ya ampun, Wendy, kau membuatku terkejut,” jawab Yuna yang sejak tadi fokus pada bukunya.