BANDAR LAMPUNG, RADAR LAMPUNG - Kasus Tuberculosis (TB) di Indonesia tergolong tinggi. Saat ini Indonesia berada di peringkat kedua kasus TB terbanyak di dunia.
Demikian disampaikan dr. Yeni Hasrita Eka Sari dari Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Lampung saat menjadi pemateri seminar “Penanggulangan Tuberculosis Berbasis Masyarakat Building Sustinable TB Program” di Aula K FKIP Unila, Selasa 11 Juni 2024.
Menurut dr. Yeni, di Provinsi Lampung saja diperkirakan ada sekitar 31 ribuan warga yang terkena TBC pada tahun 2024. Namun, dari jumlah tersebut hanya beberapa persen saja yang terdeteksi oleh Diskes. “Baru ada sekitar 7 ribuan masyarakat Lampung yang diketahui terindikasi TBC. Artinya, masih banyak lagi masyarakat di Lampung yang diduga TBC belum diketahui," kata dr. Yeni di hadapan para mahasiswa.
Untuk itu, sambung dr. Yeni, Diskes Lampung selalu gencar mensosialisasikan pencegahan TB dan melakukan program gerakan Temukan Obati Sampai Sembuh TB (Toss TB).
"Kami (Diskes Lampung) menargetkan pada tahun 2030 terjadi eliminasi TBC. Ssalah satunya melalui gerakan Toss TB. Temukan TB Obati Sampai Sembuh," jelasnya.
Untuk menyukseskan Gerakan Toss TB tersebut, pihaknya mengharapkan dukungan semua pihak. Termasuk peran mahasiswa dalam percepatan penanggulangan TBC di Provinsi Lampung.
Menurutnya, mahasiswa sebagai generasi milenial selaku agent perubahan (agent of change) memiliki banyak ide, pemikiran kreatif dan inovasi sesuai dengan potensi dan kapasitas untuk mendukung upaya penanggulangan TBC di masyarakat.
“Oleh sebab itu, kami berharap mahasiswa Unila juga ikut mendukung upaya yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Khususnya yang bersifat promolive dan preventif agar turut serta aktif dalam pencegahan penularan TBC dimulai dari pendidikan kesehatan mengenai TBC,” tuturnya.
Sehingga, kata dia, kalangan milineal juga ikut menyadari bahwa TBC sangat berbahaya. "Pendidikan kesehatan dapat berdampak pada perubahan perilaku yang dapat turut serta dalam eliminasi TBC 2030," ujar dr. Yeni.
Ditambahkan, mahasiswa juga bisa berperan mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap kasus TB di masyarakat serta berperan aktif menyadarkan orang-orang di sekitar tetang bahaya TB dan bersama sama mencegah penularan TB.
"Mahasiswa bisa membantu pemerintah melaksanakan dan menggerakkan masyarakat dengan melakukan edukasi dan kampanye di berbagai media sosial terkait perubahan prilaku, edukasi skrining batuk, dan terapi pencegahan tuberculosis," ucapnya.
Untuk diketahui, Inisiatif Lampung Sehat berkolaborasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung (BEM Unila) menyelenggarakan Seminar "Penanggulangan Tuberculosis Berbasis Masyarakat Building Sustinable TB Program”.
Kegiatan seminar mengangkat tema "Meningkatkan Kepedulian Penyakit Tubercolosis di Lingkungan Kampus". Acara ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu dr. Yeni Hasrita Eka Sari dari Diskes Provinsi Lampung yang menjelaskan tentang Kebijakan dan Situasi Terkini Program Tuberkulosis Provinsi Lampung Tahun 2024.
Lalu, Sudiyanto, S.Sos., selaku Direktur Inisiatif Lampung Sehat yang menerangkan tentang "Penanggulangan TBC Berbasis Komunitas" dan dr. Serly, dokter fungsional Puskesmas Kedaton yang menjelaskan TBC Secara Klinis.
"Atas nama Rektor kami menyambut baik kolaborasi dengan dunia usaha, industri dan dunia kampus. Ini sejalan dengan program rektor sesuai dengan tagline Be Strong," kata Wakil Dekan III Kemahasiswaan dan Alumni FKIP Unila, Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd., saat membuka Seminar.