DALAM dua hari, tiga tokoh Lampung berpulang, menghadap sang pencipta, Allah SWT. Pertama, Sabtu (1/6) sore, Prof. Damrah Khair meninggal dunia saat dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Bandarlampung. Menyusul Sabtu (1/6) pukul 23.10 WIB, Prof. Irwan Sukri Banuwa juga meninggal dalam perawatan di RSUDAM. Lalu Minggu (2/6) pukul 00.29 WIB, Mochtar Sani meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Bumi Waras Bandarlampung.
Prof. Damrah Khair adalah sosok yang berjasa dalam memperjuangkan kelahiran Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan yang kini sudah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung. Perintis UIN RIL tersebut mengembuskan napas terakhir di usianya yang sudah menginjak 79 tahun.
BACA JUGA:Pemprov Terima Rp200 Juta dari PRL 2024
Selain berjasa bagi pengembangan kampus UIN, ungkap Rektor UIN RIL Prof. Wan Jamaluddin, sosok Damrah Khair juga guru besar pertama dari UIN RIL. ’’Kami merasa kehilangan salah satu tokoh dalam perjalanan kampus dari IAIN ke UIN. Kemudian beliau berjasa bagi berdirinya program pascasarjana. Beliau ini salah satu guru besar pertama di UIN Raden Intan Lampung,” ungkapnya, Minggu (2/6).
Almarhum juga, imbuhnya, pernah menjabat Rektor IAIN Raden Intan Lampung periode 1998–2002. Menurutnya banyak jasa yang bisa menjadi teladan dari almarhum, tidak hanya bagi kampus, tetapi juga untuk Provinsi Lampung.
Sosok almarhum, ceritanya, sebagai orang yang pekerja keras dan tenang dalam memecahkan masalah. Dalam situasi yang serius, tak jarang sosok Prof. Damrah menurutnya mampu mencairkan suasana menjadi santai dan tidak tegang.
BACA JUGA:Berburu Hewan Kurban Langsung ke Peternak
“Orang yang pekerja keras, orang yang rileks di saat kondisi yang memang serius, tapi dia bisa mengemasnya dalam suasana rileks dan tidak tegang,” ucapnya.
Ia pun berharap sosok almarhum bisa menjadi teladan bagi generasi muda. “Semoga para generasi muda bisa memetik contoh keteladanan yang baik dari beliau. Orang yang ramah, terbuka, dan punya jasa besar. Semoga bisa menjadi amal jariyah,” pungkasnya.
Sedangkan, Prof. Irwan Sukri Banuwa merupakan mantan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unil) yang juga sudah banyak berkontribusi baik untuk kemajuan Unila sendiri maupun pembangunan di Provinsi Lampung khususnya pada bidang petanian. Sehingga, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pun turut menyampaikan belasungkawanya terhadap almarhum.
Bahkan, orang nomor satu di Provinsi Lampung ini mengaku punya kedekatan terhadap amarhum semasa hidupnya. Terlebih, almarhum juga merupakan yuniornya dan sama-sama alumni Fakultas Pertanian Unila. ’’Saya masuk tahun 1976, kalau beliau (almarhum, Red) tahun 1980," sebut Arinal saat ditemui tengah melayat di rumah duka, Minggu (2/6).
Diakuinya kedekatan dengan Prof. Irwan baik di lingkungan organisasi internal fakultas maupun kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung. ’’Saya dengan beliau (almarhum) komunikasi intens di bidang pertanian. Beliau sering memberikan masukan dan ide kreatif," jelasnya.
Menurutnya salah satunya sistem pemanfaatan batang singkong. Yakni perajangan batang singkong atau rabakong. "Saya juga respect dengan beliau (almarhum) karena ketika saya menyampaikan sesuatu, beliau memberikan solusi dan orang sangat responsif," kata Arinal seraya mengatakan Prof. Irwan memiliki perhatian terhadap masyarakat tidak hanya dosen Fakultas Pertanian, tetapi juga perhatian dalam bentuk pengabdian.
Mewakili Rektor Unila, Wakil Rektor II Bidang Keuangan Dr. Habibullah Jimad juga menyampaikan bahwa almarhum telah berkontribusi baik terhadap Unila maupun Pemerintah Provinsi Lampung. "Beliau sosok pekerja keras dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Dua periode jadi Wakil Dekan Fakultas Pertanian dan dua priode jadi Dekan Fakultas Pertanian. Banyak sekali yang dihasilkan. Kita sangat kehilangan sosok Prof. Irwan," ucap Habibullah.
Sementara, Mochtar Sani merupakan pengusaha sekaligus mantan politikus Golkar. Di akhir khayatnya, pemilik Pantai Mutun ini juga dikenal ramah dan dermawan oleh para tetangganya.