JAKARTA - Sejumlah daerah kini memasuki musim panen. Bahkan, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani sudah cenderung turun. Kondisi beras di pasaran diharapkan kembali normal, baik itu dari sisi harga maupun pasokan atau suplai.
Pakar kebijakan agrobisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) Feryanto menyatakan saat ini sebagian sentra pangan mulai memasuki panen raya. Artinya, stok beras akan bertambah. ’’Bahkan di lapangan diinformasikan harga GKG mengalami penurunan,” katanya kemarin (11/3).
Beberapa waktu lalu, lanjut dia, harga GKG di petani mencapai Rp9.000 per kilogram (kg). Harga gabah yang tinggi itu membuat harga beras di tingkat konsumen naik cukup signifikan. Tetapi, dari informasi yang didapatkan Fery, saat ini harga GKG di petani turun menjadi sekitar Rp 6.700 per kg.
Fery menegaskan kebijakan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras premium yang ditetapkan pemerintah tidak berdampak secara signifikan kepada petani. Terlebih, patokan HET itu hanya berjalan untuk dua pekan. Setelah itu, HET beras premium kembali ke patokan awal yang ditetapkan pada 2023.
BACA JUGA:Pertamina Efisiensi Biaya dan Dogkrak Laba, Nilainya Tembus 1,25 Miliar Dolar AS
Dia menuturkan, tujuan kenaikan HET memang menjaga pasokan. ”Idealnya, stok dan suplai beras di toko ritel, terutama untuk beras premium, bertambah,” ujarnya. Sebab, pasar ritel saat ini membeli beras dari supplier dengan harga yang menguntungkan. Patokan HET-nya naik sekitar Rp 1.000 per kg.
Fery menegaskan, memasuki Maret ini seharusnya sudah tidak ada masalah dengan pasokan beras. Sebab, menurut dia, bulan ini sebagian sentra tanaman padi sudah memasuki masa panen. Dari pantauannya, di PIHPS milik Bank Indonesia dan Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional (Bapanas), terjadi tren penurunan harga beras. Ketika di satu sisi HET beras premium dinaikkan, ritel atau penjual diharapkan kembali bergairah jualan beras.
Meski begitu, Fery menyampaikan, secara umum saat ini harga beras masih di atas HET. Untuk Pulau Jawa, harga rerata beras masih Rp 13.900 per kg. Meski terjadi tren penurunan harga beras, nyatanya sampai saat ini harga beras belum bisa dikembalikan di bawah HET yang berlaku.
BACA JUGA:Masuk Ramadhan, Harga Emas Masuk di Level Tertinggi
Sedangkan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan kebutuhan beras pada Maret, April, hingga Mei dalam keadaan aman. ”Masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan beras pada Ramadan dan Idul Fitri mendatang,” katanya. Kepastian itu merujuk pada musim panen raya yang terjadi pada Februari sampai Maret ini.
Amran mengakui, adanya panen raya saat ini memengaruhi harga gabah di tingkat petani. Harga gabah di tingkat petani menjadi turun. Namun, dia berharap penurunannya tidak terlalu signifikan. Tantangan berikutnya, kata Amran, adalah menjaga pasokan beras untuk pemenuhan kebutuhan pada Juni mendatang.
Dia menjelaskan, pasokan beras untuk Juni ditentukan pada musim tanam Maret ini. Setidaknya dibutuhkan penanaman 1 juta hektare lahan yang mulai disiapkan saat ini.
Pada Maret, penanaman padi diperkirakan bisa diupayakan untuk 1 juta hektare lahan. Berikutnya, pada April dan Mei juga harus diusahakan penanaman pada lahan masing-masing 1 juta hektare. ”Kita harus menanam minimal 1 juta hektare per bulan,” tegasnya. (jpc/c1/nca)
Artikel ini telah tayang di jawapos.com berjudul Sentra Pangan Sudah Masuk Panen Raya, Sejatinya Suplai Aman, Mentan Klaim Stok Beras Aman hingga Idul Fitri