Jejak Kaki Harimau Ada di Talang Sari

Senin 26 Feb 2024 - 21:04 WIB
Reporter : Abdul Karim
Editor : Abdul Karim

Kepada  warga yang  turut bertakziah, Rinto juga mengimbau agar tidak melakukan aktivitas di kebun, terlebih dalam kondisi cuaca mulai gelap. Sebab, harimau kerap tidak terlihat.

’’Kalau mulai gelap, jangan beraktivitas di kebun. Harimau itu sering tidak terlihat karena biasanya tiarap, apalagi kalau yang kebunnya banyak rumput. Terkecuali kebunnya yang bersih bisa kelihatan,” ungkapnya.

Namun, tandasnya, masyarakat boleh melakukan pembelaan diri ketika mendapatkan teror atau berhadapan langsung  dengan  satwa dilindungi tersebut. Apabila terdesak didekati harimau, menurut dia, maka boleh melakukan perlawanan.

’’Tetapi tolong, kalaupun melakukan perlawanan, harimaunya jangan dijual. Kalau harimaunya mati di kebun, lapor ke kami,” ujarnya.

Kemudian terkait kondisi terkini, Rinto mengimbau kepada masyarakat ketika melihat adanya keberadaan harimau tersebut agar segera melapor. Sehingga, petugas bisa langsung turun ke lapangan.

Unsur Pimpinan Kecamatan (Uspika) Suoh dan BNS sendiri telah menerbitkan imbauan bersama melalui surat yang ditandatangani Camat BNS Mandala Harto, Camat Suoh Dapet Jakson, Kepala TNBBS Resort Suoh Sulki, Danramil Batubrak Kapten Inf. Suroto, Kapolsek BNS Iptu Edwar Panjaitan, dan pihak WCS/WRU Arif. 

Ada tujuh poin dalam imbauan bersama tersebut. Pertama, hindari aktivitas sendiri di kebun dan jika terpaksa diusahakan untuk berkelompok minimal 3 orang; Kedua, hindari keluar dan beraktivitas pada jam-jam agresisivitas harimau, yaitu pukul 15.00 WIB sampai 10.00 pagi; Ketiga, jika bertemu harimau jangan membelakangi, dan jika memungkinkan memakai topi terbalik (topi menghadap ke belakang).

Keempat, populasi keberadaan harimau di TNBBS masih ada dan memang populasi asli, bukan hasil pelepasan liaran baru. Kelima, pada Kamis, 21 Februari 2024, tim TNBBS telah memasang perangkap untuk menangkap harimau liar yang meresahkan sampai dengan harimau tersebut tertangkap dan akan dilanjutkan dengan langkah-langkah selanjutnya; Keenam, apabila terjadi konflik manusia dengan harimau maka masyarakat wajib membela diri; Ketujuh, diimbau kepada masyarakat untuk tidak pergi ke kebun yang terdampak konflik harimau (wilayah TNBBS) selama proses penangkapan harimau dimulai tanggal 22 Februari hingga 7 Maret 2024.

Diketahui, harimau sumatera TNBBS kembali menerkam warga. Kali ini korbannya Sahri bin Saprak (28), warga Pekon Bumihantatai, Kecamatan Bandarnegeri Suoh, Lampung Barat.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, korban ditemukan sudah meninggal dunia dengan kondisi cukup mengenaskan di kebunnya, Talang Peninjauan, masuk dalam wilayah Pekon Sukamarga, Kecamatan Suoh. Korban diterkam harimau saat beraktivitas di kebunnya sekitar pukul 12.00 WIB Rabu (21/2) dan baru ditemukan Kamis (22/2) sekitar pukul 02.00 WIB.

Salah satu warga, Sarwani, mengatakan korban beraktivitas di kebun tetapi tidak pulang ke rumah hingga pukul 17.00 WIB seperti hari-hari biasanya. Kemudian, salah satu saudara korban menyusul ke kebun dan hanya menemukan bekal makanan yang masih utuh dan handphone tidak jauh dari lokasi ditemukan sepatu korban.

’’Melihat itu, saudaranya tersebut langsung pulang dan menyampaikan kepada saudara dan warga lain," katanya, Kamis (22/2).

Selanjutnya dilakukan pencarian dan korban berhasil ditemukan, tetapi sudah dalam kondisi meninggal dunia. ’’Kemungkinan besar, korban ini diterkam harimau sebelum duhur karena bekal makanan masih utuh," kata Sarwani. (nop/rnn/c1/rim)

 

Kategori :