Pemanfaatan Energi Surya Masih di Bawah 0,1 Persen

Kamis 11 Sep 2025 - 20:53 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia memiliki potensi tenaga surya lebih dari 3.000 gigawatt peak (GWp). Potensi besar ini terus didorong pemanfaatannya untuk mendukung ketahanan energi nasional.

 

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiyani Dewi mengatakan, Indonesia memiliki potensi energi surya mencapai 3.294 GWp. Namun, hingga akhir Desember 2024 pemanfaatannya baru sekitar 912 Megawatt (MW), atau belum mencapai 0,1% dari total potensi.

 

’’Dengan potensi yang sangat besar ini, Indonesia berpeluang mengambil peran kepemimpinan dalam transisi energi, baik di tingkat regional maupun global. Karena itu, diperlukan upaya optimal dalam proses perencanaannya,” ujar Eniya dalam Indonesia Solar Summit di Jakarta, Kamis (11/9).

 

Menurut Eniya, pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tidak hanya memperkuat ketahanan energi, tetapi juga membuka peluang bagi industri dalam negeri, khususnya produsen solar sel dan modul panel surya.

 

Eniya menuturkan, apabila Indonesia dapat menambah kapasitas PLTS sebesar 3 GW per tahun dengan memanfaatkan infrastruktur industri lokal, maka nilai ekonomi pelaku usaha yang bergerak di sektor energi surya akan ikut terdongkrak. ’’Industri bisa tumbuh jika demand kita minimal 3 GW per tahun. Karena itu, kita ingin percepat pertumbuhan PLTS,” katanya.

 

Lebih lanjut, Eniya menyampaikan capaian bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia telah mencapai 16% pada awal September 2025, naik dari 14%–15% di awal tahun. Kenaikan signifikan ini dipicu oleh beroperasinya sejumlah pembangkit hijau, baik panas bumi maupun PLTS skala kecil.

 

’’Ada tambahan COD (commercial operation date) dari panas bumi, juga beberapa PLTS kecil. Sehingga kontribusinya mendorong bauran energi menjadi 16%,” ungkap Eniya. (beritasatu.com/c1)

 

Tags :
Kategori :

Terkait