JAKARTA – Aliansi Ekonom Indonesia mendesak pemerintah lebih fokus memperbaiki kondisi perekonomian nasional, khususnya dalam upaya menekan angka kemiskinan dan memperluas lapangan pekerjaan.
Sekretaris Jenderal International Economic Association (IEA) Lili Yan Ing menilai pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia harus berkualitas, bukan sekadar angka, melainkan berdampak nyata pada kesejahteraan masyarakat.
’’Pertumbuhan ekonomi seharusnya berpengaruh pada pengurangan kemiskinan, peningkatan kualitas SDM, dan penciptaan lapangan kerja,” ujar Lili di Jakarta.
Lili menyoroti tiga masalah utama. Pertama, kualitas pertumbuhan ekonomi yang menurun dan kurang inklusif sehingga manfaatnya belum dirasakan secara merata. Kedua, ketimpangan yang semakin tinggi baik antarwilayah, kelompok pendapatan, maupun latar belakang sosial-demografi. Ketiga, menyusutnya lapangan kerja berkualitas, termasuk bagi generasi muda.
Selain itu, Aliansi Ekonom Indonesia juga mendorong independensi dan transparansi lembaga negara agar terbebas dari intervensi kepentingan politik. Lembaga-lembaga tersebut antara lain Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, DPR, MA, MK, KPK, BPK, hingga kejaksaan.
’’Bank Indonesia harus kembali pada marwahnya sebagai bank sentral independen, bukan menjadi penyandang dana proyek politik pemerintah,” tegas Lili.
Lili menilai kebijakan burden sharing yang digunakan untuk mendanai program populis merupakan bentuk debt monetization dan fiscal dominance.
Kebijakan tersebut dinilai berisiko menimbulkan krisis kepercayaan investor, inflasi, dan menghilangkan peran Bank Indonesia sebagai penjaga stabilitas moneter. “Kami meminta independensi dari institusi-institusi yang terlibat,” tegas Lili. (beritasatu.com/c1)