BANDARLAMPUNG – Krisis stok vaksin antirabies (VAR) di Kota Bandarlampung menimbulkan kekhawatiran luas di tengah masyarakat.
Kondisi ini semakin mengkhawatirkan lantaran kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) masih kerap ditemukan. DPRD Bandarlampung pun mendesak pemerintah segera bertindak cepat, karena keselamatan warga menjadi prioritas utama.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, Asroni Paslah, menegaskan pihaknya akan segera mengusulkan penambahan stok vaksin kepada pemerintah melalui Dinas Kesehatan. Menurutnya, keterlambatan penanganan bisa berakibat fatal, bahkan mengancam nyawa warga yang terkena gigitan.
BACA JUGA:Truk Dominasi Uji KIR Bandarlampung
“Kami dari DPRD akan berupaya mengusulkan penambahan stok VAR kepada pemerintah melalui dinas kesehatan. Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. Jangan sampai ada korban jiwa hanya karena keterbatasan vaksin,” tegas Asroni, Selasa (26/8).
Asroni mengingatkan, rabies bukan sekadar masalah kesehatan semata, melainkan juga persoalan sosial yang harus segera ditangani. Rabies merupakan penyakit mematikan yang disebabkan virus dan hanya bisa dicegah dengan vaksinasi tepat waktu.
“Ketika stok vaksin menipis, masyarakat yang terkena gigitan hewan penular rabies berada dalam situasi berisiko tinggi. Itu sebabnya koordinasi pemerintah daerah dengan dinas kesehatan sangat penting untuk memastikan distribusi vaksin lancar dan tepat sasaran,” ujarnya.
Selain mendorong penambahan stok vaksin, DPRD juga mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat. Sosialisasi tentang bahaya rabies, cara penanganan luka gigitan, serta urgensi segera mendapatkan VAR dinilai harus ditingkatkan.
Asroni menegaskan akan terus mengawal persoalan ini. “Selain menambah stok vaksin, kami juga mendorong agar pemerintah meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Upaya ini harus berjalan seiring demi keselamatan warga,” tutup Asroni.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi A Tumenggung, membenarkan bahwa stok VAR di hampir seluruh Rabies Center (RC) saat ini kosong. Dari enam puskesmas yang ditetapkan sebagai pusat layanan GHPR, hanya Puskesmas Satelit yang masih memiliki sisa vaksin.
Enam RC tersebut adalah Puskesmas Satelit, Way Kandis, Kedaton, Panjang, Kota Karang, Sukabumi, dan Kemiling. Sayangnya, lima di antaranya kini sudah tidak lagi memiliki stok vaksin.
“Memang benar, saat ini stok VAR di beberapa puskesmas habis. Kita masih menunggu pasokan tambahan dari pusat. Meski begitu, pelayanan pasien tetap berjalan sesuai standar, termasuk penanganan luka dan pemberian vaksin sesuai dosis yang dibutuhkan,” jelas Muhtadi, Senin (25/8).
Dinkes, kata Muhtadi, telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar pasokan vaksin segera dikirimkan. Ia memastikan vaksin tetap diberikan secara gratis bagi masyarakat yang mengalami gigitan hewan terduga rabies.
“Kami berharap distribusi vaksin dari pusat bisa segera datang sehingga pelayanan masyarakat tidak terkendala. Untuk hewan sendiri, vaksinasi menjadi kewenangan Dinas Pertanian dan Peternakan,” pungkasnya. (mel/c1/yud)