JAKARTA - Konsumsi menjelang akhir tahun menunjukkan kenaikan. Ini seiring adanya momen perayaan Natal dan tahun baru (Nataru). Hanya, konsumsi kelompok masyarakat bawah harus digenjot.
Memasuki awal Desember 2023, Mandiri Spending Index (MSI) mencatatkan angka 188,2. Belanja masyarakat 88,2 persen lebih tinggi dibandingkan periode sebelum pandemi (Januari 2020). Secara bulanan, nilai belanja masyarakat pada November 2023 mencatatkan angka 177,8. Ini meningkat 40,1 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menuturkan belanja masyarakat dengan saldo tabungan di bawah Rp 1 juta melambat.
Sejak Mei 2023, tingkat tabungan mereka terus tergerus. Hingga menunjukkan di level 47,4 pada Oktober 2023.
BACA JUGA:Asosiasi Ini Keberatan Jika Pajak Rokok Elektronik Berlaku Tahun 2024
Menurut Asmo, berkurangnya tabungan masyarakat kelompok bawah mulai berdampak pada belanja mereka.
“Tentu saja ini PR (pekerjaan rumah) buat pemerintah untuk kemudian menjaga supaya kelompok bawah bisa didorong daya belinya dengan berbagai kebijakan. Termasuk bansos (bantuan sosial),” terangnya dalam Indonesia Economic Outlook 2024, Selasa (19/12).
Dengan begitu, akan terjadi pemerataan indeks belanja di setiap kelompok pendapatan masyatakat.
Tidak hanya masyarakat kelompok menengah dengan saldo tabungan Rp 1-10 juta dan kelompok atas yang memiliki tabungan di atas Rp 10 juta. Mengingat, dua kelompok masyarakat tersebut relatif stabil dengan indeks di atas 100.
BACA JUGA:Ercik Thohir Umumkan Rencana Merger Bank Muamalat dan BTN Syariah
“Komposisi terbesar (konsumsi) masih terkait food and beverages. Restoran dan supermarket. Kemudian diikuti fashion. FMCG (fast moving consumer good) ritel jadi andalan dari sisi konsumsi masyarakat,” ungkap Asmo.
Dia melihat pada kuartal IV 2023, sektor-sektor terkait mobilitas akan diuntungkan memasuki periode nataru.
Di sisi lain, sektor-sektor terkait komoditas mengalami deselarasi pertumbuhan karena koreksi harga-harga di pasar internasional.
Namun demikian, harga-harga komoditas 2023 dan juga 2024 masih dalam level yang menguntungkan.
BACA JUGA:Gaji Pekerja di Indonesia Rata-Rata Naik 6,5 Persen Tahun Depan