Rektor Itera Sorot Pentingnya Riset Ketahanan Pangan

Kamis 24 Jul 2025 - 20:17 WIB
Reporter : Agung Budiarto
Editor : Agung Budiarto

BOGOR – Rektor Institut Teknologi Sumatera (Itera) Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha turut serta dalam forum internasional Korea-Indonesia Joint Workshop on Modern Laboratory and Instrumentation Network in the Fields of Green Bio yang diselenggarakan di IPB University International Convention Center (IICC), Bogor, pada 24–26 Juli 2024.

Kegiatan ini merupakan hasil sinergi antara Seoul National University – Institute of Green Bio Science & Technology (GBST) dan IPB University, dengan dukungan dari Korea International Cooperation Agency (KOICA). 

Fokus utama workshop ini adalah pengembangan kapasitas riset di sektor biosains dan pertanian berkelanjutan melalui optimalisasi laboratorium canggih dan teknologi instrumentasi terkini.

Dalam sesi presentasinya, Rektor ITERA menyoroti pentingnya riset ketahanan pangan sebagai fondasi utama pembangunan nasional di tengah tantangan global. 

Ia menggarisbawahi perlunya kebijakan dan pendanaan jangka panjang dari pemerintah demi mendukung riset pertanian yang berdaya saing tinggi.

"Kolaborasi dengan institusi riset Korea menjadi peluang strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam menetapkan arah kebijakan pangan, termasuk pengembangan infrastruktur riset," jelas Prof. Nyoman dalam pernyataannya, Kamis (24/7/2025).

Tak hanya memperluas jejaring internasional, forum ini juga memberikan ruang bagi dosen dan peneliti muda untuk meningkatkan keahlian mereka dan siap menghadapi tantangan ketahanan pangan yang kompleks.

Director General GBST dari Seoul National University, Prof. Tae-Jin Yang, dalam sambutannya menyatakan kesiapan institusinya untuk memperluas kerja sama akademik dan riset dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia, termasuk ITERA dan Institut Teknologi Kalimantan (ITK), yang hadir dalam workshop tersebut.

Pada pembukaan acara, perwakilan dari Badan Gizi Nasional menekankan peran penting pemenuhan gizi dalam strategi pembangunan nasional, termasuk mendukung program makan siang bergizi gratis bagi anak-anak.

Workshop tiga hari ini menghadirkan berbagai diskusi tematik, mulai dari peningkatan kapasitas laboratorium berkelanjutan, pemanfaatan mikroskop elektron, hingga aplikasi machine learning dalam mendeteksi penyakit tanaman dan pangan.

Diharapkan, kegiatan ini mampu mempererat kolaborasi Indonesia-Korea dalam bidang pertanian, sekaligus menciptakan ekosistem riset internasional yang inovatif, berkelanjutan, dan berdampak nyata. (rls/c1/abd) 

 

Kategori :