BANDARLAMPUNG – Bandarlampung disebut kota tertinggi kasus terinfeksi HIV Aids-nya dibanding kabupaten/kota lain di Lampung, Wali Kota Eva Dwiana langsung meresponsnya. Ia mengatakan jika pihaknya kini terus berupaya menurunkan angka tersebut dengan upaya edukasi dan pemahaman kepada masyarakat.
“Pertama dari Dinas Kesehatan telah berupaya mengedukasi masyarakat dengan melakukan pendekatan untuk menyosialisasikan soal penyakit tersebut umumnya kepada para kepala keluarga. Menyosialisasikan, mohon maaf, hidup sehat itu seperti apa? Kemudian kita informasikan juga kepada masyarakat terutama kepada para kepala keluarga bahwa keharmonisan keluarga lebih baik, tidak untuk orang lain, tapi untuk keluarga kita saja. Dan, hal lainnya terus kita upayakan,” singkatnya saat diwawancarai di Aula Semergou Bandarlampung, Selasa (19/12).
Sebelumnya, anggota Komisi IV DPRD Kota Bandarlampung, Febriani Piska, turut prihatin atas tingginya kasus HIV Aids di Kota Bandarlampung. Sekaligus mengaku heran mengapa kasusnya bisa sangat tinggi di Kota Tapis Berseri ini.
Menurutnya, Dinas Kesehatan (Diskes) harus menyampaikan data dengan sebenar-benarnya agar hal tersebut menjadi gamblang dan ditangani secepatnya. Dengan harapan, jumlah orang dengan penderita HIV Aids di Bandarlampung tidak bertambah banyak lagi.
BACA JUGA:DPRD Prihatin Angka HIV Aids Tertinggi
“Jadi kalau saya gak salah, kemarin itu ada pengajuan anggaran juga untuk penanganan HIV Aids itu. Besarannya saya lupa, tapi ada anggarannya.
Saya sih berharap Pemkot maksimal menangani kasus-kasus seperti ini. Pertama, membrantas penyakit sosialnya dahulu, lalu menekankan edukasi dini, dan pengobatan. Jangan angka HIV Aids di Bandarlampung terus bertambah,” ungkapnya kepada Radar Lampung, Senin (18/12).
Karena itu, dirinya meminta agar Dinas Kesehatan terus proaktif, memberikan data akurat, serta pada saat ditemukan suspeck langsung edukasi dan lakukan pengobatan. “Selain itu, ini adalah tugas seluruh dinas dari hulu ke hilir. Seperti Disos, Diskes, dan Disdik untuk edukasinya. Saya berharap semua bekerjasama supaya tidak menambah lagi jumlahnya,” tandasnya.
Sayangnya, Plt. Kadiskes Bandarlampung Desri Mega P. belum memberikan klarifikasinya. Saat dikonfirmasi wartawan koran ini baik melalui telpon maupun pesan singkat, yang bersangkutan tidak kunjung mesponsnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Advocacy Oficer Wahana Citra (WCI) Rachmat Cahaya Aji menyebut ada 2.701 orang di Bandarlampung yang terinfeksi HIV Aids. Menurutnya ini berdasarkan data Dinas Kesehatan Bandarlampung.
Jumlahnya, kata Aji, meningkat 100 persen dari 10 tahun sebelumnya. Dimana total di Lampung sendiri dari tahun 2002 hingga 2023 ini sudah mencapai 6 ribu kasus lebih orang terinfeksi HIV Aids. ”Di Bandarlampung ini adalah kota paling banyak (kasus terinfeksi HIP Aids, red) dibanding kabupaten-kabupaten lainnya di Lampung,” ungkap Aji, kemarin.
Adanya kenaikan sangat luar biasa sejak 10 tahun terakhir, lanjutnya, sangat memprihatinkan kalau tidak ditanggulangi secara serius. Padahal di tahun 2002, orang dengan HIV di Lampung hanya ada 3 orang. Sedangkan di tahun 2023 meningkat menjadi 6 ribu lebih dan 2 ribu lebih di antaranya anak-anak.
“Jika upaya pencegahan tidak masif dilakukan, bukan tidak mungkin jumlah tersebut semakin lama semakin bertambah terus,” ujarnya.
BACA JUGA:Libur Nataru, Potensi Perputaran Uang Rp 80 Triliun