Pada sesi studium generale, Muhammad Yasin Siregar memaparkan materi mengenai pengolahan dan ekstraksi nikel. Ia menjelaskan, nikel merupakan salah satu cadangan sumber daya mineral terbesar di dunia. ’’Berdasarkan data per Juni 2021, Indonesia memiliki sumber daya nikel sebesar 143 juta ton dengan cadangan mencapai 49 juta ton,” ungkapnya.
Nikel banyak digunakan sebagai bahan baku baterai dan material stainless steel. Ia juga memaparkan proses pengolahan dan pemurnian bijih nikel sulfida dan laterit.
Sementara Tegar Mukti Aji menjelaskan proses hidrometalurgi bijih nikel laterit melalui teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL). Menurutnya, permintaan nikel di sektor baterai pada 2016 sebesar 3 persen meningkat menjadi 5 persen.
Selain itu, penggunaan nikel pada bidang teknik mencapai 35 persen, sektor logam 19 persen serta sektor bangunan dan konstruksi 15 persen. (rls/gie/c1)