JAKARTA – Harga emas dunia melonjak ke rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Rabu (16/4). Ini seiring melemahnya dolar Amerika Serikat (AS), meningkatnya ketegangan perdagangan global, dan kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia yang mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Dilansir dari Reuters, harga emas di pasar spot pada Rabu siang pukul 12.00 WIB naik 1,7% ke level USD3.282,88 per troy ounce Sebelumnya, emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di USD3.290,10 pada awal sesi. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS naik 1,8% ke level USD3.299,60.
’’Sejumlah faktor seperti depresiasi dolar dan meningkatnya sentimen risk-off menjadi pendorong utama penguatan emas,” ujar Tim Waterer, kepala analis pasar di KCM Trade.
Indeks dolar tercatat melemah 0,5% terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, membuat emas menjadi lebih menarik bagi pemegang mata uang non-dolar.
Sementara itu, ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China semakin memanas setelah Nvidia memproyeksikan akan mencatatkan kerugian sebesar USD5,5 miliar akibat larangan ekspor cip kecerdasan buatan ke Tiongkok oleh pemerintah AS. Sebagai respons, Tiongkok melarang maskapai penerbangannya untuk menerima pengiriman pesawat baru dari Boeing, menyusul penerapan tarif 145% oleh AS terhadap produk asal Tiongkok.
"Selama ketidakpastian global masih tinggi, harga emas akan terus menguat," kata Brian Lan, direktur pelaksana dealer GoldSilver Central yang berbasis di Singapura.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah mencatatkan berbagai rekor tertinggi dan menguat lebih dari 25% secara year-to-date. ANZ Bank pun menaikkan proyeksi harga emas akhir tahun menjadi USD3.600 per troy ounce, dengan perkiraan harga enam bulan ke depan di kisaran USD3.500.