Namun di saat yang sama, ia harus tahu bahwa ayahnya akan selalu ada jika ia membutuhkan dukungan atau bimbingan.
5. Biarkan Dia Melihat Anda Gagal
Jika anak hanya melihat ayahnya sukses, ia bisa berpikir bahwa kegagalan adalah sesuatu yang buruk. Padahal, kegagalan adalah bagian dari proses belajar.
Dengan membiarkan anak melihat bagaimana ayahnya menghadapi kegagalan, tanpa putus asa atau menyerah, anak akan belajar bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya, melainkan kesempatan untuk tumbuh.
6. Prioritaskan Waktu Berkualitas daripada Kuantitas
Anak tidak membutuhkan ayah yang selalu hadir secara fisik, tetapi sibuk dengan hal lain. Lebih baik memiliki waktu berkualitas meski singkat daripada menghabiskan waktu berjam-jam bersama tanpa keterlibatan emosional.
Momen-momen kecil seperti berbicara dari hati ke hati, bermain bersama, atau sekadar mendengarkan cerita anak bisa membuatnya merasa dihargai dan diperhatikan.