5. Tidak Mendukung
Orang tua yang toxic umumnya kurang mendukung pilihan, minat, dan pencapaian anak-anak mereka. Dibandingkan memberikan dorongan atau merayakan keberhasilan anak, mereka cenderung mengabaikan atau merendahkannya. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa cemburu, keinginan untuk mengendalikan anak, atau ketidakpedulian terhadap minat anak.
6. Melampaui Batas
Orang tua yang toxic sering kali melampaui batas yang wajar. Mereka mungkin menghubungi anak-anak mereka secara berlebihan, datang tanpa pemberitahuan, atau menjalin hubungan dengan orang-orang dalam kehidupan anak supaya lebih mengontrol mereka. Gangguan yang terus-menerus ini dapat memicu perasaan tertekan dan stres pada anak, sehingga mereka susah merasa mandiri atau memiliki privasi.
7. Melampiaskan Emosi kepada Anak
Orang tua toxic umumnya menjadikan anak-anak mereka sebagai tempat untuk melepaskan emosi negatif mereka. Sebagai contoh, ketika mereka marah pada pasangan atau orang lain, mereka mungkin akan menyalurkan kemarahan tersebut kepada anak-anak mereka.
Perlakuan ini bisa sangat menyakitkan dan membingungkan bagi anak-anak karena selain merasakan dampak emosional, mereka juga tidak diajarkan cara yang sehat guna mengelola perasaan. Sebaliknya, anak-anak bisa belajar bahwa melampiaskan emosi secara negatif terhadap orang lain adalah hal yang wajar dan berdampak buruk pada kemampuan mereka berinteraksi secara sehat di masa depan.