JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memastikan tidak memberikan diskon tarif tol selama periode Natal dan tahun baru (Nataru) ini. Pasalnya secara proyeksi, pergerakan lalu lintas selama Nataru dinilai cenderung lebih landai dibandingkan Lebaran.
’’Untuk periode Nataru ini kami melihat dari hasil evaluasi, prediksi lalinnya ini mobilisasinya masih di bawah dari Lebaran. Jadi kami dari JSMR tidak ada rencana untuk mengusulkan diskon tarif tol saat Nataru," kata Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana, Senin (4/12).
Lisye menjelaskan, tujuan utama dari pemberlakuan diskon adalah untuk mendistribusikan lalu lintas agar tidak menumpuk di waktu-waktu tertentu. Utamanya karena dikhawatirkan rekayasa lalu lintas yang diterapkan masih tak mampu menampung lonjakan kendaraan.
Sementara itu, pada Nataru tahun ini, Lisye mengaku optimistis pihaknya bekerja sama dengan Kemenhub, Kementerian PUPR, hingga kepolisian hanya akan melakukan rekayasa lalu lintas. Seperti dengan menerapkan kebijakan contraflow, one way, atau pembatasan angkutan logistik.
“Karena tujuannya (diskon tarif saat Lebaran) untuk mendistribusikan lalin. Justru kita mencari nilai optimal terhadap pendapatan tersebut karena dengan adanya macet justru volumenya stagnan hingga tak terdistribusi," tandasnya.
Berdasarkan catatan JawaPos.com, Jasa Marga sendiri memprediksi peningkatan volume lalu lintas yang keluar Jakarta selama periode Nataru mencapai 2,8 juta kendaraan. Angka tersebut terhitung selama masa pelayanan Nataru, mulai 18 Desember 2023 sampai dengan 4 Januari 2024.
Angka tersebut tercatat naik 14,25 persen atau 409 ribu kendaraan dari normal atau naik hanya 1,8 persen dari tahun 2022. Meski begitu, angka kenaikan tersebut masih berada jauh di bawah lonjakan volume lalu lintas saat lebaran yang mencapai 29 persen.
Sementara itu, pada saat puncak balik Nataru yang diprediksi terjadi pada 1 Januari 2024, volume lalu lintas ditaksir akan tembus hingga 201 ribu kendaraan atau naik 47 persen dari normal. Kendati begitu, angka tersebut masih jauh di bawah lonjakan volume lalu lintas saat Lebaran yang mencapai 96 persen. (jpc/c1/abd)