JAKARTA - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) mengalokasikan anggaran Rp71 triliun untuk dana desa tahun ini. Dalam peraturan terbaru yang tertuang dalam permendes, 20 persen dari total anggaran atau sekitar Rp16 triliun dialokasikan khusus untuk program ketahanan pangan atau swasembada pangan.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Yandri Susanto menyatakan bahwa dana desa dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan desa tematik yang fokus pada produksi pangan tertentu. "Kami sedang mematangkan modul dan juknis terkait swasembada pangan. Ke depan ada desa-desa tematik seperti desa padi, desa jagung, desa ikan nila, atau desa ayam petelur," jelasnya.
Pendekatan pengelolaan dana desa tahun ini mengalami perubahan signifikan. Jika sebelumnya dana tersebut sering digunakan secara langsung untuk bantuan ternak atau bahan pangan, kini pemerintah menekankan pentingnya pengelolaan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau lembaga ekonomi desa lainnya.
"Kami tidak ingin dana desa habis begitu saja. Sekarang dana itu harus dikelola agar berkelanjutan. Tahun depan, dana desa bisa ditambah lagi untuk memperkuat modal BUMDes sehingga lebih kokoh secara finansial," tambah Yandri.
BUMDes diharapkan menjadi ujung tombak pengelolaan dana ketahanan pangan, memungkinkan desa memiliki sumber penghasilan tetap yang dapat menopang kebutuhan masyarakat dan meningkatkan ekonomi lokal.
Terkait pelaksanaan desa tematik, Kemendes PDT menegaskan bahwa penentuan tema desa diserahkan pada hasil musyawarah desa (musrembangdes). Pemerintah tidak akan menentukan secara spesifik jenis komoditas yang harus dikembangkan di desa tertentu.
"Musyawarah desa akan merujuk pada modul dan panduan yang telah kami tetapkan. Dengan demikian, setiap desa dapat memilih komoditas yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokalnya," ujar Yandri.
Jawa Timur sebagai salah satu provinsi dengan jumlah desa yang besar diprediksi akan memiliki banyak desa tematik. Dengan adanya program ini diharapkan terjadi peningkatan produktivitas pangan sekaligus penguatan ekonomi desa di seluruh Indonesia.
Alokasi anggaran Rp16 triliun menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan. Melalui langkah ini, desa tidak hanya menjadi penerima manfaat. Tapi, juga motor penggerak ekonomi berbasis pangan di tingkat lokal.
"Desa tematik adalah bagian dari solusi jangka panjang. Kami ingin memastikan dana desa memberikan dampak yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat," ungkap Yandri.
Program desa tematik ini diharapkan dapat menjadi inovasi yang mempercepat pencapaian swasembada pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. (jpc/c1)