BANDARLAMPUNG – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bandarlampung menyebut pengolahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung untuk briket atau bahan bakar tetap jadi masih dibahas. Hal ini diungkapkan Kepala Bappeda Bandarlampung Dini Purnamawaty.
Hal ini lantaran banyak pertanyaan yang muncul perihal investasi yang beberapa waktu lalu digembar-gemborkan karena hal ini masih berkaitan dengan rencana pengolahan sampah TPA Bakung yang overkapasitas bisa dimanfaatkan dan menjadi salah satu tambahan pemasukan untuk daerah.
"Jadi, tapi sabar. Untuk pengelolaan sampah yang bakal digunakan atau dijadikan untuk bahan bakar (briket, Red)," ujar Dini Purnamawaty, Rabu (8/1).
Progresnya, kata Dini Purnamawaty, pihaknya kini tengah membangun komunikasi dengan Kementerian PUPR untuk membicarakan teknis dan hal lainnya terkait sampah di TPA Bakung yang disegel oleh Menteri LH Hanif Faisol belum lama ini.
"Saat ini, kita masih tunggu kabar dari Kementerian PUPR. Untuk pelaksanaannya tidak bisa cepat," singkat Dini Purnamawaty.
BACA JUGA:Pemkot Bandarlampung Realisasikan MBG Akhir Januari 2025
Sementara Plh. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandarlampung Veny Debialesti memastikan jika kini pihaknya tengah fokus penataan TPA Bakung yang diberikan waktu sebulan oleh Kementerian LH untuk melakukan perbaikan.
"Saat ini kami sedang membuat semacam embung atau talud untuk memulai metode controlled landfill dalam pengelolaan sampah di TPA Bakung," kata Veny Debialesti.
Kemudian, kata Veny Debialesti, pihaknya juga tengah melakukan pengerukan lubang sedalam 1 meter untuk dipasang geomembran jika semuanya sudah selesai.
"Jadi nanti, sampah-sampah baru akan dimasukkan ke dalam talud yang sudah dikeruk dan dilapisi geomembran. Kemudian sampah lama akan ditata kembali. Itu fungsinya," ungkap Veny Debialesti.
Setelah dipasang geomembran, kata Veny Debialesti, di talud itu juga akan dibuatkan pipa pembuangan yang berfungsi untuk memisahkan air sampah dan air hujan di sekitarnya.
"Untuk luasan satu taludnya itu sekitar 7.000 meter persegi hingga satu hektare. Nanti secara bertahap kami buat lagi sitplan kedua untuk metode controlled landfill," ungkap Veny Debialesti.
Dengan menggunakan metode controlled landfill, kata Veny Debialesti, sampah akan ditutup tanah. ’’Lalu sampah dimasukkan ke dalam talud dan mencapai ketinggian dua meter. Terus begitu hingga ketinggian 10 meter. Jadi rencana jangka awal hingga menengah, kami akan pakai metode controlled landfill. Kemudian jangka panjangnya akan menuju ke metode sanitary landfill," ucapnya. (*)