JAKARTA - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyambut baik kebijakan pemerintah yang memberikan diskon tarif listrik sebesar 50% kepada 97% pelanggan rumah tangga PLN pada Januari dan Februari 2025. Ia menilai kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk mendukung daya beli masyarakat dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
’’Diskon listrik tersebut memberikan keringanan finansial yang signifikan. Hal ini memungkinkan keluarga-keluarga prasejahtera dan sejahtera untuk mengalokasikan dana mereka ke kebutuhan lain yang lebih mendasar atau produktif,” ujar Tulus.
Menurut Tulus, penghematan biaya listrik dapat meringankan beban masyarakat, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan dan kesehatan. Selain itu, kebijakan ini juga dapat menciptakan efek positif berkelanjutan bagi perekonomian rumah tangga.
Namun, ia mengingatkan masyarakat agar menggunakan insentif ini secara bijaksana. “Dana yang dihemat sebaiknya tidak digunakan untuk hal-hal yang kurang produktif, seperti membeli rokok atau minuman manis. Sebaliknya, manfaatkan untuk kebutuhan yang mendukung kesejahteraan keluarga,” jelasnya.
Tulus juga menyoroti potensi kebijakan ini dalam merangsang pertumbuhan sektor-sektor penting. Dengan daya beli yang lebih tinggi, konsumsi barang dan jasa masyarakat meningkat, terutama pada kebutuhan pokok. Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang merupakan pilar utama perekonomian Indonesia.
“UMKM akan merasakan dampak positif dari peningkatan konsumsi, yang berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal,” ujar Tulus.
Selain itu, masyarakat dengan daya beli lebih tinggi dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas hidup, seperti pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, hal ini akan berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan kesejahteraan jangka panjang.