’’Kondisi ini dikhawatirkan justru kontraproduktif karena kenaikan harga terlalu besar,” ungkap Jongkie.
Hal senada disampaikan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno. Ia menyebut kenaikan harga mobil akan memengaruhi daya beli masyarakat dan besaran uang muka (DP) yang harus dibayar konsumen.
’’DP adalah faktor krusial dalam keputusan membeli kendaraan. Jika harga naik signifikan, ini akan memengaruhi keputusan konsumen,” ujarnya.
Suwandi menargetkan pertumbuhan pasar multifinance tahun depan di angka 8–10 persen. Namun, target ini bisa direvisi jika proyeksi penjualan mobil oleh Gaikindo berubah. ’’Kalau target penjualan turun dari 1 juta unit menjadi 600–700 ribu unit, kami akan menyesuaikan target multifinance kami,” ungkapnya. (jpc/ful)