Mirza-Jihan Spektakuler

Rabu 27 Nov 2024 - 22:53 WIB
Reporter : Jeni Pratika Surya
Editor : Abdul Karim

BANDARLAMPUNG – Spektakuler. Kemenangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Lampung nomor urut 02 Rahmat Mirzani Djausal (RMD) dan Jihan Nurlela mengukir sejarah dalam sejarah Pilgub Lampung. 

Mengingat pada Pemilihan Gubernur Lampung sebelumnya tidak ada yang perolehan suaranya mencapai 80 persen. Sementara berdasarkan hasil hitung cepat (quick count/ QC) pilkada serentak 2024 versi dua lembaga survei di Provinsi Lampung, perolehan suara RMD-Jihan melampaui angka tersebut.

Pertama dari data 97,97 persen suara masuk versi Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia, RMD-Jihan menang 82,72 persen atas paslon nomor urut 01 Arinal Djunaidi-Sutono yang hanya meraih 17,8 persen suara. Yang kedua dari data 99,32 persen suara masuk versi Rakata Institute, RMD-Jihan juga unggul telak di angka 83,49 persen atas Arinal Djunaidi-Sutono yang hanya memperoleh suara 16,51 persen. 

Mirza pun optimistis atas hasil perhitungan sementara, baik yang dilakukan tim internalnya maupun dua lembaga survei tersebut. Dia menyebut bahwa antusiasme masyarakat di tempat pemungutan suara (TPS) tidak hanya menunjukkan kepercayaan pada dirinya sebagai calon pemimpin Lampung, tetapi juga menjadi sinyal kuat terhadap harapan masyarakat Lampung akan perubahan di tingkat nasional melalui Prabowo.

’’Dukungan kepada Pak Prabowo di Lampung sangat besar. Ini bukan hanya soal Pilkada, tetapi juga representasi dari harapan masyarakat agar daerah dan bangsa ini bisa lebih baik. Kami percaya, sinergi antara kami di tingkat daerah dan Pak Prabowo di tingkat nasional akan membawa perubahan nyata," ujarnya, Rabu (27/11).

Mirza menilai tingginya partisipasi masyarakat dalam Pilkada Lampung adalah wujud kepercayaan dan harapan besar terhadap pemimpin yang bisa membawa perubahan. "Kami melihat partisipasi masyarakat di TPS sebagai bentuk kepercayaan terhadap visi kami. Ini sekaligus menunjukkan bahwa harapan terhadap perubahan sangat besar, baik di Lampung maupun di tingkat nasional,"katanya.

Menurutnya, besarnya dukungan kepada Prabowo Subianto di Lampung juga menjadi faktor yang memengaruhi preferensi pemilih dalam Pilkada.  Hal ini menjadi indikator bahwa masyarakat Lampung menginginkan sinergi kuat antara pemerintah daerah dan pusat di bawah kepemimpinan Prabowo.

Kemudian meskipun hasil perhitungan internal menunjukkan angka yang signifikan, Rahmat tetap menegaskan pentingnya menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia berharap proses penghitungan suara berjalan lancar tanpa hambatan.

"Kami optimistis dengan hasil ini, tetapi tetap menunggu keputusan resmi dari KPU. Kami juga mengajak seluruh pihak menjaga semangat persatuan dan memastikan proses Pilkada berjalan damai hingga akhir," tegasnya.

Sementara menyikapi hasil quick count Pemilihan Gubernur Lampung 2024, Radar Lampung Group pun menggelar diskusi dengan menghadirkan beberapa narasumber. Di antaranya akademisi Universitas Lampung Roby Cahyadi, penggiat media Ardiansyah, dan Dewan Pengarah Teman Baik Lampung Reza  Zikri. 

Dalam diskusi berlangsung di Graha Wangsa dan disiarkan langsung Radar TV tersebut, Roby Cahyadi menjelaskan bahwa hasil QC memang tidak menjadi rujukan sepenuhnya yang ada di KPU real count. Namun, kata dia, jika metode survei atau hitung cepat menggunakan cara yang benar, maka hasil real count tidak akan jauh berbeda dengan QC. 

’’Pilgub ini menarik ya, karena ada dua pasang calon, satu petahana dan satunya new comer atau pendatang baru. Dua lembaga survei ini (Indikator dan Rakata, Red) hasil sementaranya 02 (RMD-Jihan) unggul," ujarnya. 

Dia melanjutkan hasil riil memang harus menunggu KPU. "Tetapi kalau quick count ini dilakukan dengan metode yang benar, hasilnya tidak akan jauh berbeda dengan real count nanti. Kalaupun ada perbedaan ada di angka 1-5 persen saja, itu masih wajar," ucapnya. 

Dalam kesempatan ini, Roby juga menjelaskan awalnya memang memprediksi paslon 2 yang akan memiliki suara lebih tinggi, namun tidak sebesar yang ada di quick count. 

"Sebab, lawannya adalah petahana, mantan gubernur dan berpasangan dengan mantan sekda provinsi," katanya. 

Kategori :