Ramdan mengatakan, pelambatan utang swasta utamanya didorong oleh ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 3,2 persen(yoy). Sementara jika ditilik dari sektor ekonominya, utang swasta terbesar berasal dari sektor industri pengolahan; jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik dan gas; serta pertambangan dan penggalian dengan pangsa mencapai 79,3 persen dari total ULN swasta.
"ULN swasta juga tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,3 persen terhadap total ULN swasta" bebernya.
Meski mengalami penaikan pada kuartal III-2024, Ramdan memastikan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat karena penerapannya didukung oleh prinsip kehati-hatian. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 31,1 persen.
"Selain itu, ULN Indonesia juga didominasi oleh utang jangka panjang, dengan pangsa mencapai 84,2 persen dari total ULN," ungkap Ramdan. (jpc)