BANDARLAMPUNG - Polda Lampung menyatakan akan selalu profesional serta mendukung penuh upaya pencegahan dan pemberantasan peredaran narkoba. Hal ini ditegaskan Kapolda Lampung Irjen Pol. Helmy Santika
Helmy menyatakan, narkoba beredar secara gelap di Lampung. ’’Lampung merupakan jalur perlintasan narkoba menuju daerah lain di Indonesia. Narkoba itu menyasar masyarakat dari berbagai kalangan dengan beragam profesi dan usia. Kami tidak main-main mengungkap dan terus-menerus melakukan pencegahan maupun pemberantasan peredaran narkoba,” tegas Helmy.
Terbaru, kata Helmy, tim Ditresnarkoba Polda Lampung berhasil menggagalkan penyelundupan 159 kg narkoba jenis ganja, Minggu (3/11). ’’Ganja dibawa oleh dua orang pria berinisial A dan Y di Sea Port Interdiction Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan,’’ katanya.
Pengungkapan ini, kata Helmy, berkat kesigapan petugas dibantu dengan informasi masyarakat. ’’Ratusan kilogram ganja itu dibawa oleh dua orang pria asal Padang, Sumatera Barat, yang hendak dikirimkan ke Tangerang dengan satu unit mobil jenis Toyota Calya BA 1686 AAI,’’ ungkapnya.
Helmy menegaskan, Lampung merupakan pintu gerbang Pulau Sumatera ke Jawa dan sebaliknya. ’’Sangat rentan menjadi perlintasan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Volume kendaraan dan jumlah penumpang melalui pelabuhan penyeberangan ke Pelabuhan Merak, Banten, sangat besar setiap hari. Jalur itu merupakan rute terdekat mencapai Jawa sehingga menjadi perlintasan favorit,’’ katanya.
Di Lampung, kata Helmy, berbagai pengungkapan narkoba selalu menjadi perhatian serius. ’’Seperti pengungkapan jaringan gembong narkoba Fredy Pratama yang pertama dari Lampung hingga menyasar kepada oknum anggota. Ini penangananya tidak pernah berhenti. Kami selalu berkalobrasi dengan Mabes Polri serta stakeholder terkait seperti BNN, pemerintah daerah, dan TNI,” tegas Helmy.
Helmy menyatakan, langkah tegas ini diambil juga untuk mencegah ada oknum aparat terlibat sebagai pelindung bandar narkoba. ’’Terlebih Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memiliki visi yakni Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu poin Astacita atau delapan misi untuk mencapai visi tersebut adalah memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba,’’ katanya.
Secara nyata, kata Helmy, Polri butuh dukungan. ’’Dukungan dari masyarakat secara menyeluruh dan lainya agar visi pemerintahan Prabowo-Gibran dapat tercapai,” ungkapnya.
Karena itu, kata Hely, diperlukan kerja sama dengan pemerintah daerah di Lampung bersama semua pihak terkait melakukan langkah terpadu guna memperkuat pencegahan serta pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Provinsi Lampung.
Diketahui, Polda Lampung menggagalkan penyelundupan 159 kg narkoba jenis ganja di Sea Port Interdiction Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan.
Ratusan kilogram ganja ini dibawa oleh dua orang pria asal Padang, Sumatera Barat, yang hendak dikirimkan ke Tangerang.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Umi Fadillah Astutik mengatakan, kasus ini diungkap pada Minggu (3/11) malam.
"Tim Ditresnarkoba Polda Lampung berhasil menggagalkan penyelundupan 159 kg narkoba jenis ganja. Barang bukti ini dibawa oleh dua orang pria berinisial A dan Y," kata Umi.
Dua pria ini, kata Umi, merupakan kurir yang membawa ganja. ’’Ganja dibawa menggunakan satu unit mobil jenis Toyota Calya BA 1686 AAI. Ganja ini asal Padang dan akan dibawa ke Tangerang," lanjut Umi.