NEWYORK – Donald Trump berhasil meraih kemenangan dalam Pemilihan Presiden AS 2024, mengalahkan rivalnya, Wakil Presiden Kamala Harris, dengan memperoleh 270 electoral votes yang diperlukan untuk memenangkan kursi presiden. Harris hanya mengantongi 224 suara, menurut hasil proyeksi dari Associated Press (AP).
Dilansir dari New York Post, Trump diperkirakan menjadi Presiden Ke-47 Amerika Serikat setelah memenangkan sejumlah negara bagian penting seperti Georgia, Pennsylvania, dan Wisconsin, yang sempat menjadi kekalahan besar baginya pada Pemilu 2020.
Trump, yang kini berusia 78 tahun, menunjukkan kebangkitan politik yang luar biasa setelah membalikkan keadaan dalam kontes Electoral College.
Trump meraih margin kemenangan besar, terutama di antara basis pendukungnya yang berasal dari komunitas pedesaan dan kelas pekerja kulit putih.
Selain itu, ia juga berhasil meraih terobosan signifikan di kalangan pemilih dari kelompok etnis minoritas.
“Amerika sangat membutuhkan pemulihan. Kami akan memperbaiki perbatasan dan semua masalah yang ada di negara ini,” kata Trump dalam pidatonya setelah kemenangan tersebut.
Kemenangan Trump ini menandai puncak dari Malam Pemilu yang menguntungkan bagi Partai Republik, yang diperkirakan juga akan merebut kembali kendali Senat setelah empat tahun menjadi minoritas.
Secara mengejutkan, Trump juga diperkirakan akan meraih suara terbanyak dalam pemilu kali ini, mengakhiri kekalahan berturut-turut Partai Republik dalam perolehan suara populer selama dua dekade terakhir.
Di sisi lain, ribuan pendukung Kamala Harris yang berkumpul di kampus Universitas Howard, tempat kelahiran politik Harris, terkejut dan menangis ketika hasil pengumuman semakin jelas menunjukkan bahwa kandidat mereka tidak dapat menang.
Dalam suasana yang tegang, Cedric Richmond, rekan ketua kampanye Harris dan mantan anggota kongres Louisiana, menyampaikan kepada kerumunan yang hening bahwa Harris tidak akan memberikan pidato malam itu.
“Kami masih harus menghitung suara... Jadi Anda tidak akan mendengar kabar dari Wakil Presiden malam ini,” kata Richmond.
Dengan kemenangan ini, Trump menjadi presiden kedua dalam sejarah Amerika yang terpilih dalam siklus pemilu yang tidak berurutan. Ia bergabung dengan Grover Cleveland, yang terpilih sebagai Presiden ke-22 pada tahun 1884 dan Presiden ke-24 pada tahun 1892, sementara Benjamin Harrison dari Partai Republik menjabat di antara masa kepresidenannya.
Sementara itu, Kamala Harris tidak berhasil mencatat sejarah sebagai Presiden perempuan pertama, meski ia memiliki identitas sebagai anak dari imigran Jamaika dan India. (disway/c1/abd)