BANDARLAMPUNG - Pedagang Pasar Pasir Gintung tetap nekat ngemper di pinggir jalan, meski Dinas Perdagangan (Disdag) kota Bandarlampung telah memberikan sosialiasi guna menempati lapak pasar yang baru saja dibangun.
Meskipun Disdag Bandarlampung telah memberikan sosialisasi dan pengarahan untuk para pembeli maupun pedagang di area Pasar Pasir Gintung, namun para pedagang masih nekat berjualan mengemper di pinggir jalan dengan alasan berjualan di dalam pasar sepi pembeli.
Inot salah satu pedagang ikan mengatakan dirinya hanya bertahan selama dua minggu berjualan di dalam pasar, selebihnya Inot memilih berjualan mengemper.
Menurut Inot meski tidak menaati peraturan dari pemerintah setempat, namun penjualan ikan dagangannya lebih banyak pembeli bila dibandingkan berjualan di dalam pasar.
Kemudian Heri salah seorang pedagang ikan juga mengaku dirinya tetap teguh berjualan di luar pasar, meskipun Disdag Bandarlampung sering memberikan arahan dan sosialisasi kepada para pedagang maupun pembeli.
“Ya enak jualan di sini (luar), kalau di dalam sepi,” kata Heri.
Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Bandarlampung Wilson Faisol megatakan pihaknya sering memberikan sosialisasi kepada para pembeli maupun pedagang, selain itu pihaknya juga berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menertibkan pedagang.
Wilson menegaskan jika masih didapati pedagang yang nekat berjualan di pinggir jalan maka akan diberikan sanksi tegas.
Diketahui sebelumnya, Belum seminggu setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, para pedagang di Pasar Pasir Gintung mengeluhkan sepinya pembeli. Penurunan jumlah pembeli ini menyebabkan omzet mereka turun hingga 80 persen dibandingkan sebelum pindah ke pasar yang baru.
Kusnadi, salah seorang pedagang sayur di pasar tersebut, menyebutkan bahwa dirinya mengalami penurunan omzet yang signifikan.
"Penurunan ini terjadi karena sepinya minat pembeli yang masuk ke pasar," ujar Kusnadi. Ia juga mengungkapkan bahwa banyak pedagang masih berjualan di pinggir pasar, dan berharap pemerintah dapat menertibkan area tersebut agar pasar menjadi lebih ramai.
Hartono, seorang pedagang sembako di Pasar Pasir Gintung, juga mengeluhkan sepinya pembeli. Menurut Hartono, bangunan pasar dua lantai dinilai merepotkan pembeli. "Saya ingin kembali berdagang di area penampungan yang berada di luar pasar," kata Hartono.
Pantauan menunjukkan bahwa banyak kios di lantai satu dan dua pasar belum terisi, dan masih banyak pedagang yang berjualan di pinggir jalan.
Para pedagang berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung dapat menertibkan pedagang liar dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga Pasar Pasir Gintung dapat kembali hidup dan ramai pembeli.(*)