BANDARLAMPUNG - Kantor Bahasa Provinsi Lampung menggelar Taklimat Media Massa di Hotel Amalia, Bandarlampung, Rabu (22/11). Hal ini guna meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia yang santun dan mencegah kepunahannya.
Taklimat Media Massa dibuka Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bandarlampung Mastita dengan pemateri Wapemred Radar Lampung Abdul Karim dan Kepala LPP RRI Iwan Efeendi.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Lampung Desi Ari Pressanti, S.S. mengungkapkan beberapa capaian kinerja dan bisa disebarkan luas oleh 30 awak media yang hadir. ’’Tersedianya produk pengembangan bahasa dan sastra (dua produk); meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Gerakan Literasi Kebahasaan dan Kesastraan (693 orang); serta terbinanya lembaga dalam program kebahasaan dan kesastraan (45 lembaga terbina penggunaan bahasanya dan 40 komunitas penggerak literasi terbina),” kata Desi.
Kemudian, lanjut Desi, meningkatnya jumlah pembelajar BIPA (45 orang); tersedianya produk diplomasi bahasa (29 produk); meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelindungan bahasa dan sastra daerah (251 orang); dan meningkatnya tata kelola kantor (predikat SAKIP A dan nilai kinerja anggaran 91).
Berdasarkan hasil pemetaan bahasa yang pernah dilakukan, kata Desi, saat ini kondisi bahasa Lampung dalam status yang rentan. “Bahasa Lampung bisa dikatakan rentan karena jumlah penuturnya yang dinilai masih ada namun untuk frekuensi penggunaannya yang sudah sangat jarang,” ujar Desi.
Saat ini, kata Desi, pihaknya tengah melakukan kegiatan revitalisasi bahasa daerah, khususnya bahasa Lampung. Terutama bagi generasi muda, khususnya anak-anak SD dan SMP.”Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, l jumlah pengguna bahasa Lampung atau bahasa daerah di Lampung saat ini berjumlah 6.250 orang,” jelas Desi.
Jumlah dan komposisi sangat sedikit atau sangat jomplang, kata Desi, apabila dibandingkan jumlah penduduk yang ada di Provinsi Lampung.
Karena itu, kata Desi, pihaknya menyusun model pembelajaran bahasa Lampung dan guru yang sudah menguasai model tersebut akan melakukan pengimbasan kepada guru yang lain. ’’Kita bekerja sama dengan Disdikbud agar program revitalisasi bahasa tersebut dapat terus berjalan,’’ ungkap Desi.
Sementara Abdul Karim menyampaikan materi yang bertemakan Kesantunan dalam Berkomunikasi Cermin Kecerdasan Bangsa. ’’Saya mengajak media yang hadir untuk bijak memberitakan, meng-cross check hal yang dianggap informasi atau hoax. Jangan sampai menambah kegaduhan dan sebisa mungkim media membantu membendung hal-hal buruk agar tidak terjadi lagi,’’ ungkapnya. (mel/c1/ful)
Kategori :