BACA JUGA:Bahlil Tawarkan Potensi Migas ke Tiongkok
"Namun, kami belum memutuskan tokoh mana yang akan diusung. Jakarta adalah daerah yang sangat strategis, jadi kami harus berhati-hati. Tapi yang jelas, bukan gubernur yang dulu menjadi favorit Bang Taufiq," lanjutnya.
Sementara itu, Taufiqurrahman menekankan bahwa pimpinan partai di DKI Jakarta selalu berkomunikasi, tetapi koalisi di tingkat nasional tidak selalu berlaku di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
"Koalisi bisa saja berubah. Demokrat tentu menyiapkan kader, tetapi kami menyadari bahwa perolehan kursi Demokrat di DPRD tidak banyak. Jadi, kami tidak ngotot mengajukan calon gubernur, tetapi realistis untuk calon wakil gubernur. Semua masih berjalan," kata Taufiq.
Taufiq juga mengungkapkan bahwa gubernur favoritnya yang disebutkan oleh Herzaky adalah Anies Baswedan.
Kemudian muncul pertanyaan mengenai alasan Partai Demokrat tidak akan mengusung Anies dalam Pilkada DKI Jakarta, apakah terkait dinamika Pilpres 2024.
Saat dikonfirmasi terpisah, Herzaky mengatakan bahwa pertanyaan tersebut tidak relevan untuk Demokrat.
"Sudah jelas bagi kami. Kami tidak ingin membahas lebih lanjut. Kami melangkah maju sesuai pesan Mas AHY, mencari pemimpin yang dekat dengan rakyat, memiliki integritas, dan konsisten antara ucapan dan tindakan," kata Herzaky saat dikonfirmasi oleh JPNN.com.
"Konsistensi antara ucapan dan tindakan sangat penting. Kami berjuang untuk masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Fokus kami adalah mencari pemimpin dengan kriteria tersebut yang dibutuhkan oleh rakyat," pungkas Herzaky. (ant/jpnn/abd)