3. Keep in Touch atau Sosialisasi
Berinteraksi dengan berbagai orang dapat membantu menjaga otak tetap tajam. Penelitian menunjukkan, orang dengan jadwal sosial aktif dari usia dewasa hingga lanjut usia memiliki kemungkinan 50% lebih rendah mengalami penurunan kognitif dibandingkan mereka yang lebih terisolasi.
Sosialisasi tidak hanya baik untuk kesehatan sosial, tetapi juga kognitif. Persahabatan, baik dengan keluarga maupun teman non-kerabat, dapat meningkatkan performa kognitif seiring bertambahnya usia.
4. Olahraga
Studi terbaru menunjukkan, menghabiskan lebih dari 10 jam per hari dalam keadaan duduk dapat meningkatkan risiko demensia. Sebaliknya, olahraga teratur dapat mengurangi risiko Alzheimer hingga hampir 50% dan jenis demensia lainnya sebesar hampir 30%.
Pemerintah AS merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas intensitas sedang atau 75 menit aktivitas berat setiap minggu untuk menjaga kesehatan. Bahkan, jika Anda tidak dapat memenuhi jumlah tersebut, setiap aktivitas fisik tetap bermanfaat.
5. Hindari Alkohol dan Rokok
Merokok dapat meningkatkan risiko alzheimer hingga 40% dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok, meskipun risiko ini berkurang setelah berhenti merokok. Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat merusak otak.
Pedoman diet yang dikeluarkan pemerintah AS merekomendasikan agar pria tidak mengonsumsi lebih dari dua gelas minuman alkohol per hari dan wanita tidak lebih dari satu. Penelitian terbaru menunjukkan, mengurangi konsumsi alkohol lebih sedikit adalah keputusan yang baik untuk kesehatan otak dan tubuh.
6. Rawat Kesehatan Mental
Olahraga teratur juga dapat membantu mencegah atau mengobati depresi, yang merupakan faktor risiko penting untuk demensia. Namun, olahraga saja mungkin tidak cukup. Terapi psikologis dan pengobatan adalah metode yang dianggap efektif untuk mengatasi depresi.
Penelitian pada 2022 menemukan bahwa orang dengan depresi yang mendapatkan pengobatan memiliki risiko demensia yang jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak diobati. (*)