JAKARTA - Permintaan maaf yang disampaikan Presiden Jokowi di Istana Negara pada Kamis (1/8) mendapat tanggapan dari PDIP. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan bahwa semua kebijakan Presiden Jokowi harus dipertanggungjawabkan di hadapan rakyat.
Hasto memberikan contoh terkait data impor beras yang dilakukan pemerintah belakangan ini. Terdapat informasi bahwa pemerintah mengimpor beras sebanyak 6 juta ton tahun ini.
“Partai menegaskan bahwa kebijakan-kebijakan dari seorang presiden itu dipertanggungjawabkan di hadapan rakyat. Contohnya kami yang selama ini menolak impor beras, sekarang terbukti bahwa data yang sebelumnya disampaikan ternyata manipulatif,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Sabtu (3/8) malam.
Hasto menegaskan bahwa berbagai kebijakan Presiden Jokowi seharusnya dipertanggungjawabkan terlebih dahulu, bukan hanya menyampaikan permintaan maaf.
“Kebijakan-kebijakan itulah yang harus dipertanggungjawabkan terlebih dahulu kepada rakyat, bukan permintaan maafnya dulu,” tegas Hasto.
Sebelumnya, permohonan maaf tersebut disampaikan Jokowi saat acara Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/8) malam. Jokowi meminta maaf atas kesalahan atau kekhilafan selama memimpin Indonesia sejak 2014.
“Bapak/Ibu sekalian, Saudara-Saudara sebangsa dan setanah air, dalam kesempatan yang baik ini, di hari pertama bulan kemerdekaan, Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkanlah saya dan Profesor Kiai Haji Ma’ruf Amin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini, khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan Wakil Presiden Republik Indonesia,” ucap Jokowi.
“Kami sangat menyadari bahwa sebagai manusia, kami tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak. Kami juga tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak,” sambungnya.
Jokowi mengaku dirinya bukan makhluk yang sempurna. Menurut dia, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. “Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Hanya milik Allah, kerajaan langit dan bumi, serta apapun yang ada di dalamnya, dia maha kuasa atas segala sesuatu,” pungkas Jokowi. (jpc/c1/abd)