PRINGSEWU - Bentrok fisik antara IGA (19), warga Kecamatan Sukoharjo, dan GAS (17), warga Kecamatan Gadingrejo, Pringsewu, yang diduga karena asmara akhirnya diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Ini setelah Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan aparatur Pekon Gadingrejo Timur berhasil menyelesaikan perselisihan antar-warga melalui jalur kekeluargaan rembuk pekon di luar jalur hukum yang dilaksanakan di Balai Pekon Gadingrejo Timur, Kecamatan Gadingrejo, Selasa (30/7).
Kapolsek Gadingrejo AKP Hasbulloh, mengatakan, sebelum mediasi suasana sempat tegang. ''Berkat pendekatan persuasif dan kerja sama yang baik antara Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan aparatur pekon, mediasi dapat berlangsung dengan lancar serta damai.
Proses mediasi ini melibatkan semua pihak terkait dengan tujuan utama mencapai kesepakatan secara damai tanpa harus melalui jalur hukum. Ini adalah bentuk nyata dari upaya kami dalam menjaga keharmonisan dan kedamaian di masyarakat," katanya.
Hasbulloh melanjutkan, rembuk pekon ini juga dihadiri keluarga dari masing-masing kelompok yang berselisih. ''Aparatur pekon berperan aktif sebagai fasilitator untuk memastikan diskusi berjalan konstruktif dan mencapai mufakat. Setelah melalui proses yang panjang dan penuh kebijaksanaan, akhirnya perselisihan dapat diselesaikan dengan damai. Kedua belah pihak sepakat untuk saling memaafkan dan memperbaiki hubungan," ujarnya.
Hasbulloh mengatakan, pihaknya mengapresiasi keterlibatan aktif masyarakat dalam proses penyelesaian perselisihan ini. ''Harapannya model penyelesaian melalui rembuk pekon ini dapat menjadi contoh yang baik bagi pekon-pekon lain dalam menyelesaikan konflik serupa di masa mendatang.
Dengan adanya penyelesaian ini, diharapkan kedamaian dan keharmonisan di antara warga dapat terus terjaga, menciptakan lingkungan yang kondusif, dan harmonis bagi seluruh masyarakat," ungkapnya.
Sementara Kepala Pekon Gadingrejo Timur Ambar Andayono mengatakan, keterlibatan semua pihak dalam menyelesaikan konflik ini menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dan komunikasi yang baik dalam membangun masyarakat yang harmonis.
Diketahui perselisihan antara IGA dan GAS berawal dari ketidakpuasan. Di mana, IGA merasa tidak terima GAS mengunjungi kosan yang dihuni MO (17), pacar IGA, malam hari.