Lingkungan sosial juga berperan penting dalam mendorong penggunaan jasa joki. Ketika teman-teman sekelas atau lingkungan pergaulan menggunakan jasa ini, mahasiswa cenderung merasa terdorong untuk melakukan hal yang sama. Norma subjektif yang terbentuk dalam kelompok ini menciptakan justifikasi dan mengurangi rasa bersalah dalam menggunakan joki.
3. Kontrol Perilaku dan Kepercayaan Diri
Mahasiswa yang menggunakan jasa joki merasa percaya diri bahwa mereka dapat mengendalikan situasi dan menghindari deteksi. Kemudahan dalam mencari penyedia jasa joki dan keyakinan bahwa mereka bisa mengarahkan hasil pekerjaan agar tidak terlalu mencolok, semakin memperkuat niat mereka untuk menggunakan jasa ini.
4. Beban Akademik yang Tinggi
Tuntutan akademik yang tinggi, seperti banyaknya tugas dan tenggat waktu yang ketat, menjadi salah satu alasan mahasiswa mencari jalan pintas melalui jasa joki. Kurangnya waktu dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas secara mandiri membuat mereka merasa terdesak dan memilih opsi yang dianggap lebih mudah.
5. Kurangnya Pemahaman tentang Integritas Akademik
Rendahnya kesadaran akan pentingnya integritas akademik juga menjadi faktor pendorong penggunaan jasa joki. Banyak mahasiswa yang belum memahami dampak negatif dari tindakan ini terhadap perkembangan diri mereka sendiri dan nilai-nilai kejujuran dalam pendidikan.
Upaya Mengatasi Fenomena Joki
Untuk mengatasi fenomena joki yang semakin marak, diperlukan langkah-langkah komprehensif dari berbagai pihak: