PESISIR BARAT - Dinas Ketahanan Pangan dan Perkebunan (DKPP) Pesisir Barat (Pesbar) mencatat hasil produksi kopi pada semester pertama tahun 2024 mencapai 1.335 ton.
Kabid Perkebunan Zulfikardo mengaku berdasarkan pendataan yang dilakukan hasil produksi kopi di kabupaten setempat belum maksimal, dan hasil produksi itu diperkirakan meningkat hingga akhir tahun.
“Berdasarkan data semester pertama hasil produksi kopi baru mencapai 1.335 ton, untuk hasil produksi secara keseluruhan akan kita ketahui di akhir tahun nanti,” kata dia.
Dijelaskannya, hasil produksi kopi di Kabupaten Pesbar dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, puncaknya pada tahun 2023 lalu akibat musim kemarau panjang atau el-nino.
“Berdasarkan data produksi selama setahun, pada tahun lalu hasil produksi kopi mencapai 2.906 ton. Hasil itu masih jauh dari hasil produksi kopi yang seharusnya mencapai 5.000 ton,” jelasnya.
Menurutnya, luas keseluruhan perkebunan kopi robusta di Kabupaten Pesbar mencapai 5.495 hektar.
Dirinya berharap produksi kopi Pesisir Barat pada tahun ini bisa lebih meningkat.
“Kalau harapan kita mudah-mudahan produksi kopi kita meningkat, apalagi sekarang hanya cukup tinggi, sehingga bisa membantu petani apalagi musim kopi hanya berlangsung satu tahun sekali,” ujarnya.
Ditegaskannya, kini proses panen kopi di Kabupaten Pesbar telah berakhir.
Pihaknya mengimbau agar petani kopi dapat melakukan pemeliharaan dan memaksimalkan perawatan dalam rangka meningkatkan hasil produksi kopi.
“Harga kopi kini diperkirakan akan bertahan hingga tahun depan, karena itu kami berharap petani bisa maksimal dalam melakukan perawatan agar hasil yang diperoleh bisa lebih baik lagi,” pungkasnya.
Sebelumnya Dalam lawatannnya ke Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Jumat 12 Juli 2024. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, meninjau langsung kebun kopi milik Safruddin di Pekon (desa) Kembahang, Kecamatan Batubrak.
Kunjungan tersebut, menjadi bagian upaya pemerintah terus memperkuat dukungan terhadap komoditas kopi Indonesia sebagai kopi terbaik dan terbesar di dunia.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi mengampaikan, jika saat ini harga kopi terus mengalami kenaikan, seiring dengan permintaan ekspor gang juga terus mengalami kenaikan.
“Kita tahu, harga kopi sekarang ini terus naik, meskipun kadang turun, tapi secara tahunan naik terus. Lalu volume untuk permintaan ekspor juga naik terus. Inilah yang tadi saya sampaikan ke Pak Menteri Pertanian agar memberi perhatian pada komoditas kopi,” ungkap presiden.