Harga Turun, Pemerintah Optimalkan Serap Jagung Petani
SERAP JAGUNG PETANI: Bapanas menyebut pemerintah kini berupaya maksimal menyerap jagung petani yang sedang panen untuk menjaga stabilitas harga. -FOTO DOK BAPANAS -
JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan semaksimal mungkin pemerintah akan menyerap jagung milik petani.
Ya, produksi jagung di beberapa sentra produsen yang ada di Indonesia kini sedang melimpah, serta berdampak pada turunnya harga jagung secara drastis yang ada di pasaran.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo, menyatakan pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait langkah-langkah penyerapan jagung secara intensif untuk menjaga dan mengembalikan stabilitas harga jagung di pasaran.
BACA JUGA:Tinjau Panen Jagung di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga
Arief menjelaskan, langkah antisipasi penurunan harga jagung di sentra produsen dilakukan pemerintah dengan mendorong mobilisasi jagung, baik melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) maupun business to business.
Kegiatan berupa mobilisasi pangan dari suatu daerah yang berlebih ke daerah yang defisit ini menjadi program intervensi yang konsisten dilakukan oleh pemerintah. Untuk komoditas jagung, realisasi mobilisasi jagung hingga saat ini mencapai 75 ton.
“Pemerintah berupaya mengantisipasi situasi seperti ini. Pada pokoknya itu, bagaimana hasil panen jagung petani dapat terserap secara baik. Pemerintah melalui Perum Bulog telah melaksanakannya dan stakeholder lainnya seperti private sector pelaku usaha pakan dan peternak unggas, juga telah kami kumpulkan dan menghasilkan suatu komitmen bersama dalam penyerapan jagung,” jelas Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resminya.
BACA JUGA:Optimalisasi Pasar Haji dan Umrah, DAMRI Siap Ekspansi ke Arab Saudi
Selain itu, Bapanas beserta Perum Bulog juga terus mendorong pelaku usaha serta stakeholder jagung untuk menyerap secara optimal hasil panen petani.
Pemerintah pun telah memberlakukan kebijakan fleksibilitas Harga Acuan Pembelian (HAP) di tingkat produsen dan HAP di tingkat konsumen komoditas jagung pipilan kering. Kebijakan ini dimulai sejak 25 April sampai 31 Mei.
Kebijakan ini berangkat dari usulan dari para pelaku usaha jagung dan dikarenakan perubahan struktur ongkos usaha tani jagung.
"Panen raya jagung di Bima dan Dompu ini diperkirakan masih berlangsung sampai Juli mendatang. Untuk mengantisipasi over supply dan harga jatuh, kami bersama stakeholder berkomitmen mempercepat proses distribusi jagung, utamanya ke sentra-sentra peternakan di Jawa,” ujar Maino.
BACA JUGA:PTPN IV Tanam Perdana 1.070 Hektare Sawit
Per 14 Mei 2024, Bapanas mencatak total secara keseluruhan jagung dalam negeri yang diserap Bulog sudah menyentuh 16 ribu ton.