Tim Penanganan Harimau Diperkuat, Minta Bantuan Satgas Penanganan Gajah
logo radar--
LAMBAR - Tim penanganan interaksi negatif antara manusia dan satwa liar di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS), Lampung Barat, akan meminta bantuan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Konflik Satwa dan Manusia. Di mana, satgas ini telah terbentuk di sejumlah pekon yang ada di wilayah Suoh dan BNS yang selama ini aktif dalam penanganan konflik gajah dan manusia.
Ketua Tim Penanganan Interaksi Negatif antara Manusia dan Satwa Liar Kapten Inf. Suroto mengungkapkan, pihaknya akan meminta bantuan dari satgas dalam upaya penanganan konflik harimau sumatera yang telah menyebabkan korban jiwa yang terjadi dalam rentang waktu Februari 2024. ”Kami akan berkoordinasi dengan camat dan pertain. Kami akan meminta bantuan dari satgas tingkat pekon untuk turut serta dalam penanganan konflik satwa liar, khususnya penanganan konflik harimau sumatera yang telah menyebabkan korban jiwa dua orang, satu orang luka berat dan satu orang berhasil selamat dari terkaman kucing besar tersebut,” ungkap Suroto.
BACA JUGA:Pengedar Upal asal Metro Ditangkap, Ini Modusnya!
Dengan sinergitas yang dilakukan, kata Suroto, diharapkan apa yang menjadi tujuan yakni terevakuasinya harimau sumatera yang telah menerkam manusia tersebut bisa segera terwujud. ”Sampai sekarang, harimau yang telah memangsa manusia terus dilakukan upaya penangkapan. Tapi dengan terbatasnya jumlah tim, kami berharap dibantu oleh satgas pekon yang selama ini biasa ikut serta menangani konflik harimau,” imbuhnya.
Sebelumnya, Suroto mengatakan saat ini proses pencarian harimau sumatera yang telah memangsa manusia tersebut terus dilakukan oleh tim yang terbagi dalam empat tim dan juga telah mendapatkan bantuan satu tim dari Taman Safari Indonesia (TSI). ”Untuk perkembangan hari ini, kita fokus arah Gunung Merah yang mengarah ke perbatasan Tanggamus karena ada informasi ada jejak di sana,” ungkapnya.
BACA JUGA:Pukul Ayah Kandung karena Hal Sepele, Polsek Blambanganumpu Ringkus Pelaku
”Tim yang kita kirim memantau ke Gunung Merah untuk mengecek tapaknya. Nantinya tapak akan diverifikasi, apakah ini tapak harimau yang memangsa manusia itu dan akan dikoordinasikan terlebih dahulu bersama tim,” tambah Suroto.
Diketahui, harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) yang merupakan satwa endemik yang mendiami TNBBS kembali menerkam warga. Terakhir Sahri bin Saprak (28), warga Pekon Bumihantatai, Kecamatan BNS, menjadi korban ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan. Korban diterkam harimau saat melakukan aktivitas di kebun menjelang zuhur pada Rabu (21/2) dan baru ditemukan sekitar pukul 02.00 WIB dini hari pada Kamis (22/2).
Sebelumnya, Gunarso (47), warga Pemangku Sumberagung II, Pekon Sumberagung, Kecamatan Suoh, Lambar, ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan, Kamis (9/2) malam. Diduga kuat meninggal usai diterkam harimau sumatera. (nop/ful)