Sudah 32 Korban Tewas Ditemukan dalam Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
RUNTUH: Basarnas saat mengevakuasi reruntuhan ponpes. -Foto Beritasatu -
SURABAYA - Proses identifikasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, masih terus dilakukan.
Hingga Minggu (5/10) siang, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur telah menerima 32 kantong jenazah dari lokasi kejadian.
Dari jumlah tersebut, tiga korban berhasil dikenali dan sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
Sementara 28 kantong jenazah lainnya, termasuk satu yang berisi bagian tubuh (body part), masih dalam tahap pemeriksaan dan pencocokan data.
Proses identifikasi berlangsung di Posko DVI Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Tim gabungan dari DVI, Inafis, tenaga medis, dan dokter forensik terus bekerja untuk mempercepat pencocokan data antemortem dan postmortem.
“Kami berupaya mempercepat proses identifikasi agar seluruh korban dapat segera diketahui identitasnya dan dikembalikan kepada keluarga,” ujar Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol M. Kusnan Marzuki.
Tiga korban yang telah teridentifikasi masing-masing adalah Firman Nur (16), Mohamad Azka Ibadurrahman (13), dan Daul Milal (15) — ketiganya merupakan warga Kota Surabaya.
Hingga saat ini, diperkirakan 27 santri masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan musala pesantren.
Proses evakuasi dilakukan secara intensif oleh tim Basarnas, yang bekerja siang dan malam untuk menemukan seluruh korban.
“Semalam kami berhasil mengevakuasi 11 jenazah, sehingga total korban meninggal dunia mencapai 36 orang. Artinya, masih ada sekitar 27 santri yang belum ditemukan,” jelas Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan dalam konferensi pers di lokasi kejadian, Minggu (5/10).
a menambahkan, proses evakuasi sudah mencapai sekitar 60 persen.
"Kami berharap seluruh area dapat dibersihkan dan bangunan yang ambruk bisa diratakan pada Senin (6/10), agar seluruh korban dapat terdata,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Operasi Pencarian dan Pertolongan Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo menyampaikan bahwa timnya masih terus bekerja di lapangan dengan bantuan alat berat.