KAI Logistik Targetkan Kelola 30 Juta Ton pada 2025

TARGET PENGANGKUTAN: KAI Logistik menargetkan kinerja pengangkutan hingga 30 juta tahun pada 2025, naik 12 persen YoY.--FOTO DOK. KAI LOG
JAKARTA - PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik) –anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero)– terus berkomitmen mengambil peran dalam memperkuat logistik Indonesia melalui ragam layanan dan segmen yang disediakan. Pada 2025, KAI Logistik membidik target angkutan yang dikelola meningkat sekitar 12 persen dari capaian 2024 yang menyentuh hampir 27 juta ton.
Target 30 juta ton tersebut mencakup berbagai segmen, di antaranya KALOG Express, KALOG Plus, dan KALOG Pro. Direktur Utama KAI Logistik, Fredi Firmansyah mengungkapkan, tahun 2025, KAI Logistik telah memetakan langkah strategis yang akan direalisasikan dalam beberapa aksi korporasi.
"Selain itu, KAI logistik akan melakukan pengembangan layanan, termasuk akselerasi layanan pada segmen batu bara yang akan menjadi revenue generator," katanya dikutip Jumat (14/2).
Pada segmen KALOG Pro, KAI Logistik akan memperluas layanan pada lini batu bara dengan melayani distribusi batu bara melalui satu rangkaian KA dan melengkapi layanan batu bara yang tersedia di antaranya terminal dan bongkar/muat batu bara. Selain itu, Coal Unloading Terminal Kramasan berkapasitas 20 juta ton per tahun juga akan ditargetkan mulai beroperasi di penghujung 2025.
Sementara, KAI Logistik telah memperkuat layanan retail yang dilayani pada segmen KALOG Express dengan mengoperasikan KA Parcel Selatan dan memangkas waktu tempuh rute Bandung–Surabaya menjadi satu hari yang telah dioperasikan sejak 8 Januari 2025.
Selain memperkuat pola operasional, KAI Logistik juga menyempurnakan layanan digital kurir melalui aplikasi KAI Logistik TRAX dengan berbagai pengembangan untuk meningkatkan layanan dan pengalaman pelanggan.
"Pada segmen KALOG Plus khususnya pada layanan angkutan kontainer, perseroan juga akan meningkatkan frekuensi perjalanan sehingga mampu mendorong peningkatan kinerja volume. Peningkatan frekuensi perjalanan ini juga mengantisipasi peningkatan permintaan seiring meningkatnya komitmen pelaku usaha dalam mewujudkan logistik yang lebih ramah lingkungan melalui moda transportasi kereta api," imbuhnya.