RAHMAT MIRZANI

Pemkot Berupaya Membangun Ruang Publik Baru

--

BANDARLAMPUNG – Kurangnya ruang publik di Bandarlampung diyakini menjadi salah satu alasan pemuda sering berkumpul di atas underpass Rajabasa, yang berpotensi membahayakan.

Menurut Plh. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung Veni Devialesti, meski terdapat sejumlah taman berekspresi, banyak di antaranya jauh dari pusat keramaian. Sehingga tidak semua area, seperti Rajabasa, memiliki fasilitas tersebut.

Veni Devialesti, menjelaskan bahwa kota ini memiliki 43 taman dengan luas total 11.109,95 m², di antaranya Taman Adipura, Taman Djuanda, Taman Tugu Raden Intan, dan Taman Fly Over Kemiling-Pramuka. 

Selain itu, terdapat 12 median jalan yang dikelola oleh dinas dengan luas total 53.677,5 m².

BACA JUGA:Gunakan Mobil Rental untuk Beraksi Satu Pencuri Lintas Provinsi Diringkus Polisi

“Kami juga mengelola enam taman lereng dengan luas total 1.484 m², seperti Taman Lereng Al-Furqon dan Taman Lereng Gereja Lungsir, serta dua lapangan yaitu Lapangan Kalpataru dan Lapangan Way Dadi. Ada juga satu kebun bibit dengan luas 103.633 m²,” ujar Veni, Jumat, 20 September 2024.

Meski begitu, terkait kekurangan ruang publik di wilayah yang sering dijadikan tempat berkumpul, Veni mengakui bahwa saat ini belum ada rencana untuk membangun taman baru dalam waktu dekat. 

Fokusnya adalah renovasi dan pemugaran taman yang sudah ada.

Sementara itu, Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana, menyatakan bahwa pihaknya sedang mengupayakan pembangunan ruang terbuka publik di wilayah Telukbetung Barat dan Telukbetung Timur.

BACA JUGA:Dalam Waktu Dekat, Tarif JTTS Terpeka Naik

“Tentu akan ada, Insya Allah doakan saja. Di wilayah TbT dan TbB kami juga berencana membangun perumahan ASN, tempat rekreasi, dan hotel untuk masyarakat,” ucapnya singkat.

Sebelumnya, anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Rizaldi Adrian, menyampaikan keprihatinannya atas aktivitas berbahaya yang dilakukan para pemuda di atas Underpass Rajabasa.

 Setiap malam, pemuda-pemudi berkumpul di atas underpass, yang memiliki ketinggian beberapa meter dari jalan di bawahnya.

“Situasi ini sangat berbahaya dan bisa berisiko fatal. Kami tidak ingin terjadi kecelakaan yang dapat mengancam nyawa mereka,” ujar Rizaldi, Rabu, 18 September 2024.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan