Waspada! Lampung Diprediksi Cuaca Ekstrem
Sulit AIR: Salah satu warga di Bandarlampung yang mengalami kekering air.-foto leo damiri -
BANDARLAMPUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung memprediksi sejumlah wilayah akan mengalami cuaca ekstrem hingga Selasa (10/9).
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto menjelaskan saat ini suhu udara berada pada 23,0–33,0 °C. Kecuali wilayah Lampung bagian barat, suhu udara berkisar 17,0–31,0 °C dan kelembapan udara di angka 50–98%. ’’Dan arah kecepatan angin berada di timur-tenggara dengan kecepatan 5–20 knots (9–38 km/jam),” katanya, Minggu (8/9).
Dengan begitu, cuaca di Lampung berpotensi cerah berawan, hujan lokal, hingga dapat terjadi cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin dan kilatan petir di hampir semua wilayah Lampung.
’’Waspada potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang pada pagi hari di wilayah Tulangbawang, Lampung Timur, Mesuji. Lalu siang, sore, malam di wilayah Pesisir Barat, Lampung Barat, Tanggamus, Waykanan, Lampung Utara, Pringsewu, Pesawaran, Bandarlampung, Mesuji, Tulangbawang, Lampung Tengah, Lampung Timur. Kemudian dini hari di wilayah Mesuji, Tulangbawang, Lampung Timur, Lampung Selatan, Bandarlampung, Pesawaran, Tanggamus, dan Pesisir Barat, hingga tanggal 10 September,” ungkapnya.
BACA JUGA: Eks Wagub Lampung Bachtiar Basri Pimpin Tim Pemenangan Mirza-Jihan
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap segala kemungkinan ýang ada pada cuaca ekstrem tersebut.
’’Selalu waspada terhadap semua hal yang bakal terjadi, karena hujan ýang disertai kilatan petir berupa genangan air dan lainnya,” tandas dia.
Sementara Kelurahan Waylaga, Kecamatan Sukabumi, Bandarlampung, terdampak kekeringan sejak memasuki musim kemarau.
Nursanah, salah satu warga setempat, mengaku setiap musim kemarau sudah langsung mengalami kekeringan. Sehingga jika harus terus membeli air tentu berdampak pada perekonomian mereka.
’’Warga di sini mulai mengalami kekurangan air bersih sejak memasuki musim kemarau pada Agustus dan hanya bisa mengandalkan bantuan kiriman air bersih,” ungkap Nursanah.
BACA JUGA:Waspada, Penipuan Berkedok Tunggakan Angsuran Sepeda Motor
Menurutnya, warga mulai merasakan dampak musim kemarau yang mengakibatkan tampungan air mengering dan sumber air bersih seperti sumur tidak dapat lagi mengeluarkan air.
’’Kami bahkan beberapa kali sampai harus membeli air bersih karena bantuan air bersih yang diberikan masih belum mencukupi kebutuhan untuk aktivitas sehari-hari,” katanya.
Dia mengaku setiap musim kemarau sudah langsung mengalami kekeringan, sehingga jika harus terus membeli air tentu berdampak pada perekonomian.