Tuhu Bangun: Jangan Terlena Comfort Zone!
MILAD ’’AKHLAK’’: PTPN I Regional 7 yang sekarang juga menjadi ’’markas” PTPN IV Regional 7 KSO nenggelar Milad Ke-4 ’’Akhlak”, Senin (22/7).--FOTO ISTIMEWA
BANDARLAMPUNG - Tagline ’’Akhlak” yang dirilis Menteri BUMN Erick Thohir pada 1 Juli 2020 telah empat tahun memberi treatmen kinerja di jajaran Kementerian BUMN. Di PTPN I Regional 7 yang sekarang juga menjadi ’’markas” PTPN IV Regional 7 KSO, Milad Ke-4 ’’Akhlak” diperingati dengan motivating session oleh regional head kepada karyawan di Bandarlampung, Senin (22/7).
Seluruh petinggi Regional 7 hadir pada acara yang dikemas egaliter itu. Yakni Regional Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun yang didampingi SEVP Business Support Bambang Agustian dan SEVP Operation Wiyoso. Regional Head PTPN IV Regional 7 KSO Denny Ramadhan yang juga didampingi SEVP Business Support Bambang Eko Prasetyo dan SEVP Operasional Oshutri. Juga para pejabat utama lainnya.
Pada sesi pertama, acara yang diawali dengan doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan Mars Planters, itu tampil Tuhu Bangun, regional head PTPN I Regional 7. Dengan gaya kepemimpinannya yang lugas dan bersemangat (strong leadership), Tuhu Bangun memantik seluruh karyawan yang hadir maupun mengikuti secara online untuk bangkit berubah dan maju bersama.
Sebab, kata Tuhu Bangun, ancaman dari internal dan eksternal terhadap keberlangsungan dan eksistensi perusahaan ini sangat nyata, cepat, dan tanpa belas kasihan.
Menggunakan ilustrasi video pendek tentang seekor beruang vs seekor harimau di belantara, Tuhu Bangun menggambarkan PTPN I Regional 7 dan seluruh karyawan sebagai mangsa atas serangan ekternal, maka jika kita tidak mempersiapkan dan/atau ikut dalam perubahan global ini selanjut kita dan perusahaan yang kita cintai bisa punah.
"Jangan sampai kita bernasib seperti beruang itu yang habis dan kalah dengan predatornya. Kita ketahui bersama bahwa banyak BUMN yang dilikuidasi (dibubarkan ). Penyebabnya adalah karena tidak perform atau rugi terus-menerus,” kata Tuhu Bangun berapi-api.
Tuhu Bangun menyebut situasi saat ini tidak dalam baik baik saja atas interpensi atau tekanan VUCA; volatility (perubahan radikal), uncertainty (ketidakpastian), complexity (masalah yang kompleks), dan ambiguity (ambigu, ketidak jelasan). Dalam kondisi ini, setiap elemen dalam PTPN regional 7 harus melawan dan ikut berubah untuk tumbuh dan berkembang dengan membalikan paradigma lama ke baru yang sesuai dengan tunturan jaman saat ini.
Ia menyebut sikap kita, baik secara personal maupun kolektif perusahaan yang selalu memilih opsi berada pada zona nyaman akan mengalami nasib akhir seekor beruang dalam video itu. Oleh sebab itu, ia ’’membakar” seluruh insan utama PTPN regional 7 untuk mengubah energi berupa potensi yang selama ini dipendam untuk dikeluarkan.
’’Kita jangan terlena merasa nyaman berada di comfort zone. Setiap bulannya kita masih mendapatkan gaji. Ini adalah salah satu hal yang harus kita ubah. Kalau tidak, saya khawatir kita akan meninggalkan legacy adalah kegagalan bagi generasi perkebunan berikutnya,” kata Tuhu Bangun.
Mengulas tagline ’’Akhlak”, Tuhu Bangun mengatakan enam suku kata penjabaran dari slogan itu adalah pondasi utama atau fundamental yang sudah kita mulai sejak 2020. Akhlak sebagai parameter sikap dan perilaku setiap karyawan seharusnya dipakai untuk introspeksi diri berkelanjutan di dalam tugas dan fungsi kita "sudahkah kita memberi manfaat/ kontribusi kepada perusahan dan dalam bermasyarakat"?
’’Kita pakai Akhlak sebagai parameter. Kita tanya hati, apakah sudah Amanah? Apakah kita kompeten? Apakah kita menjadi bagian dalam menciptakan atmosfer yang harmonis dalam lingkungan kerja? Seberapa loyalitas kita kepada pekerjaan? Apakah kita sudah beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi? Apakah kita menjadi bagian dalam membangun kerjasama dalam kolaborasi?” tanya Tuhu Bangun.
Secara pragmatis, Tuhu Bangun juga membuat simulasi dan perhitungan kepada setiap insan PTPN regional 7 dengan beberapa pertanyaan personal atau peserta Akhlak Day.
’’Kita bersyukur kepada Allah SWT, di mana sampai saat ini PTPN masih ada dan mampu tumbuh dan berkembang berkelanjutan serta berterima kasih kepada para senior-senior yang sudah pension, khususnya jajaran BOD Holding PTPN melalui Dirut (Bapak M. Abdul Ghoni, Red) terus membuat yang terbaik,’’ kata Tuhu Bangun.
Tuhu Bangun mengajak seluruh karyawan untuk berterima kasih dengan cara yang cerdas dan elegan. Yakni dengan berkarya secara maksimal, mengeluarkan semua potensi atau bekerja all out, serta menjaga perusahaan ini agar semakin maju dan sustainable.