Gajah Lestari Dipasang GPS
PASANG GPS: Tim gabungan dari BB-TNBBS, BKSDA Bengkulu, WCS, dan Satgas Penanganan Konflik Gajah Suoh saat memasang GPS di gajah yang diberi nama Lestari.--FOTO ISTIMEWA
LAMBAR- Tim gabungan dari Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS) dan jajaran; Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu; Masyarakat Konservasi Marga Satwa atau Wildlife Conservation Society (WCS); serta Satgas Penanganan Konflik Gajah Suoh, Lampung Barat, berhasil memasang GPS collar pada salah satu gajah liar di Kecamatan Suoh, Jumat (19/7).
Lokasi pemasangan GPS pada satu ekor gajah yang diberi nama Lestari dilakukan oleh tim gabungan di Pemangku Tri Tunggal, Pekon Bandingagung, Kecamatan Suoh. Pemasangan GPS dimulai dengan pembiusan pada 08.17 WIB dan selesai dilakukan pemasangan pada pukul 09.45 WIB.
Kepala Seksi PTN Wilayah III Krui Maris Feriyadi mengungkapkan, proses pemasangan GPS dilakukan sejak Kamis (18/7). Tim memulai dengan memantau dan menentukan titik lokasi yang tepat. ”Iya, sudah selesai dilakukan pemasangan,” ujarnya.
Sebelumnya, Maris yang memimpin langsung kegiatan di lapangan mengatakan dalam proses pemasangan GPS pihaknya juga menghadirkan mahout (pawang gajah). Kemudian tim dokter hewan yang akan membantu dalam proses penembakan bius pada gajah yang menjadi target untuk dipasang GPS.
"Pemasangan GPS Collar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang posistif atas upaya mitigasi interaksi negatif manusia dan gajah liar di wilayah kerja SPTN Wilayah III Krui, khususnya di Resort Suoh dan sekitarnya," ungkap Maris.
Sementara pembina Satgas Penanganan Konflik Gajah, Sugeng Hari Kinaryo Adi, mengatakan, tim sepakat untuk menamai gajah yang dipasang GPS tersebut dengan nama Lestari. ”Kita bersyukur sudah selesai dilakukan pemasangan (GPS, Red). Untuk gajahnya sendiri masih dalam kawanan gajah kelompok Bunga. Untuk satu ekor yang dipasang GPS oleh petugas diberi nama Lestari,” katanya.
Sugeng mengatakan, pemasangan GPS Collar terhadap gajah ini bisa mempermudah satgas di lapangan untuk memantau posisi gajah. Sebab, sebelumnya dua unit GPS yang telah terpasang ke dua ekor gajah kelompok jambul telah rusak atau tidak berfungsi lagi.
’’Pemasangan GPS kali ini bisa mempermudah melacak keberadaan gajah liar yang ingin masuk ke permukiman. Kami sangat berterima kasih. Semoga ke depan kawanan gajah akan lebih mudah terpantau dan upaya penghalauan atau blokade akan lebih mudah," ungkap Sugeng. (*)